Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Proses pemadaman oleh tim BPBD Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Palembang, IDN Times - Musim kemarau basah yang terjadi di tahun 2020, berdampak besar terhadap penurunan jumlah titik hotspot penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Sumsel. Untuk tahun ini, jumlah hotspot hanya mencapai 4.232 titik atau turun jauh dari tahun 2019 yang mencapai 17.024 titik.

"Jumlah hotspot turun hingga 70 persen. Kondisi ini dipengaruhi oleh faktor kemarau basah, dan persiapan penanganan karhutla yang dilakukan sedini mungkin," ungkap Kabid Kedaruratan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori, Rabu (11/11/2020).

1. Penetapan status siaga di awal tahun berpengaruh pada pencegahan karhutla

Pembahasan gambut menggunakan sumur bor (IDN Times/Rangga Erfizal)

Ansori menambahkan, persiapan dini dalam penanganan karhutla tahun ini dianggap paling berpengaruh. Pasalnya, Pemprov Sumsel langsung menetapkan Status Siaga Karhutla di awal tahun, demi mencegah kejadian kebakaran hebat pada 2019 terulang.

"Saat ini sudah masuk musim hujan kembali, artinya peluang kebakaran lahan itu semakin kecil," jelas dia.

2. Personel di lokasi karhutla mulai ditarik

Editorial Team

Tonton lebih seru di