Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-07-24 at 10.00.21.jpeg
Ilustrasi Upaya modifikasi cuaca untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pulau Sumatra (Dok. BNPB)

Intinya sih...

  • Karhutla di Sumsel mencapai 2,935 ha sepanjang Januari-Agustus 2025

  • Lonjakan signifikan terjadi dalam 21 hari terakhir di bulan Agustus

  • Luas karhutla di Sumsel mengalami fluktuasi dalam tiga tahun terakhir

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatra Selatan tercatat telah mencapai 2.935 hektare (ha) sepanjang Januari hingga Agustus 2025. Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan mencatat lonjakan signifikan terjadi dalam 21 hari terakhir di bulan Agustus, yakni seluas 1.518,9 ha, meningkat dari total 1.416,9 ha pada periode 1 Januari–10 Agustus.

"Luas karhutla di Sumsel sepanjang Januari-Agustus mencapai 2,935,8 ha. Paling banyak terjadi di lahan mineral seluas 2.855,6 ha dan lahan gambut 80,2 ha," ungkap Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan, Ferdian Kristanto, Rabu (1/10/2025).

1. Luasan karhutla di lahan gambut mencapai 80 ha

Proses pemadaman api karhutla (IDN Times/BPBD Sumsel)

Ferdian menyebut, ada tujuh wilayah di Sumsel yang mengalami luasan karhutla tertinggi seperti, Musi Banyuasin (Muba) 855,8 ha, Ogan Komering Ilir (OKI) 473,6 ha, Musi Rawas 362,6 ha, Ogan Ilir 351,1. Lalu Ogan Komering Ulu (OKU) 265,5 ha, Empat Lawang 164,5 ha dan Muara Enim 116,7 ha.

"Kebakaran di lahan gambut terjadi di lima daerah yakni, Banyuasin 13,2 ha, Muara Enim 11 ha, Muba 8,9 ha, Muratara 1,7 ha dan terluas di OKI 45,4 ha," ungkap dia.

2. Data karhutla didapat dari analisis citra satelit

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq saat memantau Karhutla yang terjadi di Kabupaten Rohul (IDN Times/ dok KemenLHK)

Ferdian menjelaskan, data tersebut merupakan hasil analisis citra satelit yang merekam luasan kebakaran. Dari pantauan itu, tercatat tiga wilayah belum terdeteksi mengalami kebakaran, yaitu Prabumulih, OKU Selatan, dan Palembang.

Namun khusus Palembang, pihaknya memastikan kebakaran sudah terjadi, hanya saja belum tercatat dalam data satelit. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh tutupan awan yang menghalangi citra, sehingga perhitungannya baru akan masuk dalam laporan bulan berikutnya.

"Dalam analisa citra satelit untuk luasan karhutla sangat bergantung pada tersedianya citra yang clear, jadi semisal contoh Palembang pada luasan tadi masih nol namun kejadian kebakaran di Kertapati sudah ada," jelas dia.

3. Luasan karhutla di Sumsel tiga tahun terakhir

Proses pemadaman karhutla di Sumsel (Dok: Manggala Agni)

Secara umum, luas karhutla di Sumsel mengalami fluktuasi dalam tiga tahun terakhir. Pada 2023, total karhutla tercatat 4.162,3 ha, terdiri dari 3.027,4 ha lahan mineral dan 1.135 ha lahan gambut.

Tahun 2024 mengalami penurunan signifikan menjadi 3.160,3 ha, dengan rincian 1.796,3 ha lahan mineral dan 1.364 ha lahan gambut. Tren penurunan berlanjut pada 2025 dengan total karhutla 2.935,8 ha. Dari jumlah itu, 2.855,6 ha berada di lahan mineral dan hanya 80,2 ha di lahan gambut.

Dalam tiga tahun terakhir, kebakaran di lahan mineral konsisten lebih luas dibandingkan lahan gambut. Meski luasannya cenderung menurun, dampak karhutla tetap terasa, terutama saat puncak musim kemarau.

Editorial Team