Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Karhutla di Muba Mencapai 1.702 Hektare

(Petugas BPBD Muba saat berjibaku memadamkan api) IDN Times/istimewa
Intinya sih...
  • Jumlah hotspot di Sumsel mencapai 3.684 titik sepanjang Januari-September 2024.
  • Muba memiliki sebaran titik panas terbanyak, dengan luasan karhutla paling banyak.
  • Angka hotspot pada September mencapai 1.540 titik, tertinggi dibanding bulan lainnya.

Musi Banyuasin, IDN Times - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mencatat,  jumlah hotspot atau titik panas di Sumatra Selatan sepanjang Januari-September 2024 mencapai 3.684 titik.  Sebaran titik panas terbanyak ada di wilayah Musi Banyuasin (Muba) yang mencapai 841 titik.

Kemudian Muara Enim 585 titik, Musi Rawas (Mura) 436 titik dan Muratara 392 titik. Lalu Banyuasin 351 titik, Lahat 233 titik, Ogan Komering Ilir (OKI) 210 titik, Ogan Komering Ulu (OKU) 130 titik dan OKU Timur 106 titik. Sementara wilayah lain jumlahnya di bawah 100 titik. Titik panas paling rendah ada di Pagar Alam dengan 2 titik.

1. Luasan karhutla paling banyak juga terjadi di Muba yang mencapai 1.702 hektare

Proses pemadaman karhutla di Sumsel (Dok: Manggala Agni)

Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Sudirman mengatakan, sesuai dengan data hotspot itu, luasan karhutla paling banyak juga terjadi di Muba yang mencapai 1.702 hektare.

Kemudian di Muratara 311,5 hektare, Banyuasin 189,4 hektare, OKI 185,8 hektare, Muara Enim 180,3 hektare, PALI 124,7 hektare. "Hotspot menjadi data penting dalam memantau kejadian karhutla. Lokasi yang terpantau hotspot bisa jadi merupakan lokasi terjadinya karhutla," ujarnya Rabu (2/10/2024).

2. Akhir September sebaran hotspot mulai menurun

Helikopter pemadaman karhutla di Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Namun angka tersebut tidak lebih tinggi dibandingkan sepanjang 2023 yang mencapai 20.547 titik. Hanya saja perlu diantisipasi mengingat angka itu sudah melampaui jumlah titik panas sepanjang 2022 yang hanya 2.364 titik dan 2021 sebanyak 2.794 titik.

"Sepanjang Januari-September jumlah hotspot di Sumsel mencapai 3.684 titik. Kami berharap jumlahnya tidak terus naik mengingat akhir September hingga saat ini sudah mulai menurun sebaran hotspot di Sumsel," jelasnya.

3. Puncak musim kemarau Juli-September

Helikopter pemadam Karhutla di Sumsel. (IDN Times/Rangga Efrizal)

Dari jumlah sebaran titik panas itu, tertinggi terjadi pada September yang mencapai 1.540 titik. Tertinggi berikutnya pada Agustus sebanyak 1.173 titik, Juli 530 titik, Mei 109 titik, Juni 85 titik, April 84 titik, Maret 77 titik, Januari 70 titik dan terendah pada Februari hanya 16 titik.

"Juli-September menjadi yang tertinggi karena musim kemarau terjadi pada 3 bulan tersebut. Sesuai prediksi BMKG, Oktober ini sudah memasuki musim hujan sehingga jumlah hotspot di Sumsel akan semakin menurun," ucapnya.

4. Pemkab Muba mendirikan posko di wilayah rawan karhutla

Proses pemadaman karhutla di Sumsel (Dok: Manggala Agni)

Sementara, Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi mengungkap, pihaknya menyiapkan peralatan dan para personel, hingga posko siaga di setiap kecamatan yang sering terjadi karhutla karena wilayahnya sangat rawan akan kebakaran hutan. 

"Pemkab Muba akan terus memantau wilayah-wilayah yang rawan terjadinya bencana. Tentunya dengan melibatkan semua personel dan dukungan dari setiap instansi," ungkapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yuliani
Ita Lismawati F Malau
Yuliani
EditorYuliani
Follow Us