Lahat, IDN Times - Sungai Lematang membentang sepanjang 443 kilometer di wilayah Sumsel. Tak sedikit masyarakat yang menggantungkan hidupnya kepada air Lematang. Masyarakat mulai mengeluh adanya kerusakan pada bagian anak sungai yang rusak akibat batu bara dan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang kian masif.
Air yang dulunya jernih dan menjadi sandaran masyarakat Lahat, kini berubah. Warnanya sesekali berubah hitam, terkadang berbau dan menimbulkan gatal pada kulit. Masyarakat yang dulunya menggunakan Air Lematang untuk beraktivitas dan konsumsi kini mulai resah air yang ada tak lagi bisa digunakan.
"Pola hidup masyarakat ikut bergeser. Sebelum ada PLTU, air sungai menjadi sumber utama untuk kebutuhan sehari-hari, sedangkan kini petani lebih memilih membuat sumur ketimbang menggunakan air dari sungai," ungkap Ketua Yayasan Anak Padi Lahat, Sahwan kepada IDN Times, Jumat (12/9/2025).