Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Direktur Keselamatan dan Keamanan PT Kereta Api Indonesia (KAI), Dadan Rudiansyah (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)
Direktur Keselamatan dan Keamanan PT Kereta Api Indonesia (KAI), Dadan Rudiansyah (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Intinya sih...

  • Konstruksi di TKP kecelakaan tidak sesuai dengan aturan, tanjakan atau turunan tidak boleh ada

  • Early Warning System banyak yang rusak akibat vandalisme, hanya 19 dari 30 yang berfungsi dengan baik

  • Tidak ada anggaran untuk pemeliharaan EWS yang rusak, akan dianggarkan ke Dirjen Perkeretaapian

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Padang, IDN Times - Direktur Keselamatan dan Keamanan PT Kereta Api Indonesia (KAI), Dadan Rudiansyah mengakui adanya beberapa hal yang tidak sesuai di perlintasan sebidang Tempat Kejadian Perkara (TKP) kecelakaan yang menewaskan 2 siswi di Padang.

"Memang ini adalah suatu permasalahan atau fakta yang harus kita perbaiki ke depan dan perlintasan-perlintasan sebidang itu kita evaluasi ke depannya," katanya saat melakukan kunjungan ke TKP kecelakaan, Jumat (22/8/2025).

Menurutnya, dalam kecelakaan yang terjadi kemarin itu ada beberapa permasalahan yang terjadi dan ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan seharusnya.

1. Konstruksi di TKP kecelakaan tidak sesuai dengan aturan

Mobil yang tertabrak kereta api di perlintasan (Foto: Istimewa)

Menurut Dadan, kondisi konstruksi di perlintasan tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang seharusnya dilakukan oleh Kereta Api Indonesia.

"Perlintasan itu sebenarnya tidak boleh ada tanjakan atau turunan. Ini sudah ada di dalam aturannya," katanya.

Menurutnya, pengemudi yang melewati perlintasan sebidang tidak dalam keadaan menanjak dan menginjak pedal gas pada kendaraannya.

"Ini akan menjadi bahan evaluasi juga bagi kami ke depannya untuk menjaga keselamatan pengendara yang melewati perlintasan sebidang," katanya.

2. Early Warning System banyak yang rusak

warga melihat keadaan mobil yang tertabrak kereta api (Foto: Istimewa)

Selain permasalahan konstruksi, tidak berfungsinya Early Warning System (EWS) juga menjadi perhatian dalam kunjungan tersebut untuk menjaga keselamatan bersama.

"Memang ada beberapa EWS kita yang tidak berfungsi dan itu karena adanya vandalisme pencurian yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata Kepala Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Sumbar, Hendrialdi dalam kesempatan yang sama.

Ia mengungkapkan, dari 30 EWS yang terpasang di sepanjang jalur kereta api yang ada di Sumbar hanya 19 yang berfungsi dengan baik. Sementara 11 lainnya tidak lagi berfungsi.

3. Tidak punya biaya pemeliharaan

Keadaan mobil yang tertabrak kereta api di Padang (Foto: Istimewa)

Hendrialdi mengatakan, pihaknya tidak memiliki anggaran untuk pemeliharaan EWS yang mengalami kerusakan tersebut dan baru akan dianggarkan nantinya.

"Memang untuk pemeliharaan ini anggarannya belum tersedia. Nanti akan kami hitung dan akan kami anggarkan lagi ke Dirjen Perkeretaapian," katanya.

Ia mengatakan bahwa anggaran tersebut tidak tersedia karena adanya efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan ia berharap nanti akan ada anggaran untuk pemeliharaan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team