ilustrasi sakit ginjal (istockphoto.com/ArLawKa AungTun)
Kini Dewi tidak lepas dari rutinitas cuci darah dan meminum obat. Pikiran hanya satu, bertahan untuk anak-anaknya yang masih kecil. Dirinya berharap bisa membersamai mereka hingga dewasa dalam keadaan tetap sehat.
"Kalaupun ada obat yang ditanggung dan harus membayar saya juga akan membelinya. Karena saya pikir harus sehat untuk anak-anak," beber Dewi.
Jika sebelumnya Dewi merasa sudah menjalankan pola hidup sehat sebelum sakit, maka kini dirinya lebih meningkatkan pola hidup sehat tersebut. Sebagai pasien gagal ginjal dirinya juga belajar terus mengenai penyakit yang dideritanya dengan konsultasi dengan dokter atau berbagi cerita dengan pasien lain di dalam komunitas.
kalau saya pola makan seperti biasa. setiap pasien tapi gak sama. ada yang akdar kalium tinggi gak bisa minum dan makan buah dan sayur. Kalau saya kadar kaliumnya normal jadi gak papa kalau harus makan sayur dan buah tapi tetap tidak berlebihan. sebenernya sih pasien cuci darah itu wajib belajar juga, mempelajari diri sendiri. setiap orang beda2 terkait pantangannya.
Menurutnya, setiap pasien cuci darah yang ditemuinya memiliki kasus yang berbeda-beda. Sehingga dalam langkah perawatan yang diambil dan makanan yang boleh dan tidak untuk dikonsumsi pun berbeda.
"Kita tetap saling mendukung sesama penyintas di komunitas. kita berbagi pengalaman mengenai penyakit ini," jelas dia.
Dirinya pun mengingatkan anak-anak muda yang masih sehat untuk mengubah pola hidup menjadi lebih baik. Adapun mereka yang sudah sakit diminta untuk menerima setiap keadaan dengan lebih bijak.
"Untuk anak muda perhatikan makannya jangan yang instan, jangan lupa minum air putih. Banyak sekarang kasus yang muda-muda cuci darah karena kurang minum air putih dan minum-minuman manis," jelas dia.