Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pinterest

Intinya sih...

  • Inflasi Sumatra Barat Desember 2024 naik menjadi 0,35 persen dari bulan sebelumnya.
  • Secara tahunan, inflasi Sumatra Barat berada pada angka 0,89 persen dengan kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran.
  • Terdapat deflasi pada kelompok makanan, minuman, transportasi, dan informasi di beberapa daerah di Sumatra Barat.

Padang, IDN Times - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat, Sugeng Arianto menyatakan inflasi Sumatra Barat pada Desember 2024 naik menjadi 0,35 persen.

Angka tersebut dinyatakan naik dibanding bulan November 2024 yang berada pada angka 0,27 persen. Dengan begitu, inflasi Sumatra Barat naik sebesar 0,08 persen month to month.

"Secara year to date, angka inflasi Sumbar berada pada 0,89 persen," katanya setelah melakukan konferensi pers, Kamis (2/01/2025).

1. Inflasi tahunan Sumbar

Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Sugeng mengungkapkan, secara tahunan, inflasi Sumatra Barat berada pada angka 0,89 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) berada pada angka 106,90.

"Inflasi di Sumbar ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran," katanya.

Sugeng mengatakan, inflasi terjadi pada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,87 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,15 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,26 persen.

"Selain itu, kelompok kesehatan sebesar 2,79 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,31 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,73 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,39 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,49 persen," katanya.

2. Masih terjadi deflasi

Inflasi Diperkirakan Naik 4,11% Mengikuti Kenaikan Tarif PPN 12% (https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fimage.cermati.com%2Fq_70%2Cw_1200%2Ch_800%2Cc_fit%2Ffnssgyarmk40sn1adheb&tbnid=D1Wm1W2-YASlOM&vet=1&imgrefurl=https%3A%2F%2Fwww.cermati.com%2Fartikel%2Finflasi-pengertian-penyebab-rumus-menghitung-dan-dampaknya-ke-ekonomi-ri&docid=pyGAqu9baymi-M&w=1200&h=720&itg=1&hl=id-id&source=sh%2Fx%2Fim%2Fm4%2F3&kgs=4621450e52e347d0)

Meskipun beberapa kelompok terjadi inflasi, menurut Sugeng juga terjadi deflasi di beberapa kelompok makanan dan minuman.

"Kelompok makanan, minuman, dan tembakau terjadi deflasi sebesar 0,09 persen, kelompok transportasi sebesar 0,11 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,17 persen," katanya.

Menurutnya, deflasi yang terjadi itu karena sudah semakin berkurangnya masyarakat yang membelanjakan uangnya untuk kelompok tersebut.

3. Inflasi tertinggi di Kota Bukittinggi

Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Sugeng mengatakan, inflasi terbesar selama Desember 2024 terjadi di Kota Bukittinggi sebesar 1,68 persen.

"Sementara untuk daerah dengan inflasi terendah di Sumbar adalah Kabupaten Pasaman Barat sebesar 0,37 persen," katanya.

Editorial Team