ilustrasi sabu-sabu suntik (jamestownsun.com)
Diketahui, sabu-sabu bisa menyebabkan kerusakan progresif pada otak, bahkan bisa sampai parah! Mengacu pada studi dalam jurnal Biological Psychiatry tahun 2009, pemakaian sabu yang berat dalam jangka panjang bisa merusak otak, baik secara fungsional dan struktural.
Bahkan, setelah pemakaiannya dihentikan, aktivitas biokimia di otak yang berubah membutuhkan waktu untuk menjadi normal. Walau begitu, pada banyak kasus, disfungsi di neuron otak bisa memperbaiki dirinya sendiri.
Melansir Verywell Mind, sabu bisa merusak otak dengan cara memicu kematian sel-sel otak dan menyebabkan perubahan neurotransmiter akut. Selain itu, penyalahgunaan jangka panjang bisa mengubah transporter dan reseptor seluler otak (bagian yang bertanggung jawab menyampaikan pesan ke seluruh otak).
Padahal, transporter dan reseptor ini terlibat dalam mengatur suasana hati. Jika bagian ini mengalami kerusakan, maka seseorang akan mengalami gejala cepat marah, mudah cemas, depresi, dan insomnia.
Berdasarkan studi dalam jurnal Addiction Science & Clinical Practice tahun 2010, mantan pemakai yang bebas dari sabu-sabu selama enam bulan mendapat skor yang lebih rendah pada keterampilan verbal, motorik, dan tugas psikologis daripada mereka yang tidak pernah menggunakan barang haram tersebut.