Hindari Kontak Langsung dengan Air Hujan Saat Kemarau, Ini Sebabnya

Palembang, IDN Times - Sejumlah wilayah di Palembang mengalami hujan pagi ini. Kejadian itu disambut masyarakat, sebab sejak beberapa waktu terakhir kualitas udara di Palembang memburuk akibat kemarau dan asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Namun di balik hujan saat musim kemarau, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), meminta masyarakat mewaspadai kontak langsung dengan air hujan tersebut, termasuk bagi kendaraan.
"Dampak air hujan di musim kemarau dengan tingkat keasaman sangat parah. Air hujan tersebut menjadi korosif sehingga merusak peralatan atau perangkat berbahan logam," ungkap Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Sumsel, Wandayantolis, Kamis (7/9/2023).
1. Air hujan bisa mengakibatkan gatal-gatal
Tak hanya pada perangkat berbahan logam, hujan tersebut dapat berdampak buruk bagi manusia. Pada umumnya, hujan yang turun setelah periode kering memiliki pH rendah dengan keasaman lebih tinggi.
Udara saat kemarau dipenuhi partikel debu dan polutan dari permukaan tanah. Air hujan bersifat pencuci udara yang akan membawa turun debu, lalu partikulat ataupun polutan lain jatuh ke tanah.
"Air hujan tersebut mengandung banyak zat pencemar yang meningkatkan keasaman air hujan. Pada banyak penelitian, hujan yang lebih asam akan menggangu kesehatan seperti iritasi ataupun gatal-gatal pada kulit," jelas dia.