Nadia, harimau betina Melayu berumur 4 tahun di Kebun Binatang Bronx, yang menurut pihak kebun binatang teruji positif terinfeksi virus corona (COVID-19) muncul pada foto tanpa tanggal yang disediakan Kebun Binatang Bronx di New York. (ANTARA FOTO/WCS/Handout via REUTERS)
Terpisah, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati dari Ditjen KSDAE, Indra Exploitasia mengatakan, Harimau Sumatra itu berjenis kelamin jantan dengan panjang kurang lebih 170 sentimeter dan memiliki ekor sepanjang 60 sentimeter. Harimau itu ditemukan berjarak kurang lebih empat kilometer dari hutan lindung yang dikelola oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Pasaman Raya.
"Kearifan lokal yang dianut masyarakat sangat kami hargai. Namun semestinya bisa nekropsi terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab kematian. Apabila itu merupakan penyakit menular dan berbahaya bagi satwa lainnya, maka perlu dilakukan upaya pencegahan dan sosialisasi lebih lanjut kepada masyarakat," katanya.
Dalam masa pandemik COVID-19 kata Indra, diperlukan kehati-hatian dalam segala tindakan penanganan pasca kematian, terutama terhadap bangkai harimau. Virus Corona menjadi penyakit baru dengan pengetahuan medis terbatas khususnya terkait penularan manusia ke satwa liar atau sebaliknya.
“Petugas akan melakukan pengambilan data di lapangan baik jejak, kotoran, sumber air, keberadaan pakan, serta memasang kamera trap hingga sosialisasi penanganan konflik satwa kepada masyarakat. Hal ini penting dilakukan sebagai bentuk upaya pencegahan konflik di kemudian hari” tutup Indra.