Jembatan Kuranji Tempat Dimana Insiden Afif Maulana Tewas. Dok. IDN Times
Selain melakukan analisis tentang luka yang didapatkan oleh Afif Maulana dari kecelakaan yang dialami, PDFMI juga melakukan analisis tentang kemungkinan terjatuh dari atas Jembatan Kuranji.
"Yang kedua kami lakukan analisis lokasinya di bawah jembatan, maka kami menilai apakah ada kemungkinan perlukaan itu terjadi akibat terjatuh dari ketinggian," katanya.
Dalam melakukan analisis tersebut, pihaknya menemukan bahwa perlukaan patah tulang iga Afif Maulana tidak sesuai dengan skema kematian karena kecelakaan.
"Jadi, tidak kesesuaian di sana. Apalagi kita lihat pada dokumen yang diberikan oleh Polresta ditunjukkan adanya foto pada saat almarhum Afif ditemukan di bawah jembatan dan wajah tampak tidak ada luka-luka, serta pada foto pada saat saksi Adit ditemukan di Polda Sumbar juga tidak ada luka-luka di sana," katanya.
"Berikutnya kami menganalisa akibat perlukaan akibat jatuh dari ketinggian. Pada analisis kami, kami menghitung ketinggian jembatan, kami mendapatkan data tentang berat tubuh almarhum Afif dan juga dalam pemeriksaan kami bisa menghitung tinggi badan," lanjutnya.
Ade mengungkapkan, pihaknya bisa mendapatkan berapa indeks massa tubuhnya serta bisa mendapatkan data-data apa saja yang bisa terjadi dengan orang yang indeks massa tubuh seperti itu dengan jumlah 19 hingga 27 kilogram persegi jatuh dari ketinggian setinggi 14,7 meter.
"Berdasarkan analisa kami, disesuaikan dengan tubuh jenazah, karena luka-luka itu ada di bagian belakang tubuh korban. Luka-luka itu berkesesuaian dengan adanya mekanisme jatuh dari ketinggian 14,7 meter sesuai dengan ilmu kedokteran forensik dimana saat itu maka bagian pinggang, punggung dan kepala juga akan membentur ke dasar," katanya.
Ia mengungkapkan bahwa energi yang diterima oleh tubuh almarhum juga diperhitungkan dengan perhitungan berat badan dan ketinggian Jembatan Kuranji.
"Maka kami mendapatkan perhitungan energi yang bisa diterima oleh tubuh manusia yaitu sebesar 7200 joule. Dengan energi sebesar ini, memang melebihi dari batas toleransi tubuh manusia. Dimana di daerah kepala itu batasannya sebesar 1800 joule, di daerah leher sekitar 1800 hingga 2900 joule, daerah dada 60 joule, serta daerah tungkai itu lebih dari 8000 joule," katanya.
Sehingga menurutnya hal tersebut juga berkesesuaian, dimana pada daerah kepala, kemaluan, daerah punggung, dan pinggang juga mengalami luka, namun tidak ditemukan luka pada atau patah tulang pada bagian tungkai. Karena memang tidak melebihi dari batas toleransi energi yang diterima oleh tubuh Afif Maulana.
"Disini juga kami menemukan adanya bentuk keseusian dimana pada saat kepala itu mendekati pinggang, maka akan menimbulkan luka berupa adanya luka di jaringan otak yang kita sebut sebagai LCOUP dan Lecicounterup," katanya.
Ia mengungkapkan, dengan mekanisme jatuh dari ketinggian itu, dimana arah yang mendekati dasar itu tidak akan mengakibatkan kondisi cu atau counter cu seperti yang ditemukan pada tubuh Afif.
"Serta ini juga berkesesuaian dengan adanya patah tulang di daerah kemaluan sisi kanan dimana jatuh dari kondisi yang high force itu dengan energi 7200 joule itu yang bisa dikatakan sebagai high energy impact," katanya.