Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gubernur Sumsel Herman Deru (IDN Times/Rangga Erfizal)
Gubernur Sumsel Herman Deru (IDN Times/Rangga Erfizal)

Intinya sih...

  • Minta dinkes dalami kecurigaannya Herman Deru mempertanyakan proses distribusi makanan ke banyak sekolah yang hanya dikelola satu dapur.

  • Sorot dugaan penggunaan vendor Deru mendapati kasus keracunan hanya terjadi di satu titik, menimbulkan dugaan penggunaan vendor dalam proses pembuatan makanan.

  • Tunggu pemeriksaan lebih lanjut Herman Deru enggan berspekulasi lebih jauh mengenai kejadian keracunan dan masih menunggu investigasi lebih lanjut dari dinas terkait.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Keracunan siswa di empat kabupaten di Sumatra Selatan (Sumsel) masih menjadi tanda tanya besar bagi Pemprov Sumsel. Pasalnya, Gubernur Sumsel Herman Deru menduga menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan tidak berasal dari dapur resmi melainkan dikerjakan vendor.

"Misalnya dapur di satu wilayah hanya satu untuk distribusi ke banyak sekolah. Kok yang keracunan hanya ada di satu titik, yang lain kok enggak?," tanya Herman Deru heran, Rabu (24/9/2025).

1. Minta dinkes dalami kecurigaannya

Gubernur Sumsel, Herman Deru (IDN Times/Rangga Erfizal)

Deru masih mempertanyakan proses distribusi makanan ke banyak sekolah yang hanya dikelola satu dapur mengingat jumlah sekolah yang harus dilayani begitu banyak. Dirinya menilai saat mendengar adanya laporan keracunan karena MBG, dirinya selalu mempertanyakan terlebih dahulu kebenarannya ke Dinas Kesehatan.

"Saya tanya dinkes, saya mengecek kejadian ini apakah terjadi di satu titik atau banyak titik," jelas dia.

2. Sorot dugaan penggunaan vendor

Siswa SMPN 9 OKU dìbawa ke Puskesmas, diduga keracunan usai santap MBG. (Dok. Istimewa)

Dari beberapa kejadian yang ada, Deru mendapati kasus keracunan tersebut hanya terjadi di satu titik saja. Padahal, jika makanan benar dikelola dari satu dapur, secara logika seluruh sekolah yang menerima distribusi seharusnya mengalami hal serupa.

"Pertanyaannya, kenapa keracunan hanya terjadi di satu titik, sementara dapurnya melayani beberapa sekolah? Apakah dapur ini izinnya satu, tetapi yang masak sebenarnya vendor? Ini yang masih saya tunggu jawabannya dari Dinas Kesehatan, seperti kasus di Ogan Komering Ilir (OKI)," jelas dia.

3. Tunggu pemeriksaan lebih lanjut

Sejumlah siswa di Pedamaran OKI dìbawa ke Puskesmas diduga keracunan usai santap MBG. (Dok. Warga)

Saat ini dirinya enggan berspekulasi lebih jauh mengenai kejadian keracunan yang terjadi di OKI, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Empat Lawang dan Musi Banyuasin. Pihaknya masih menunggu investigasi lebih lanjut dari dinas terkait.

"Saat ini masih pendalaman dan penyelidikan," jelas dia.

Editorial Team