Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
default-image.png
Default Image IDN

Palembang, IDN Times - Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel), Herman Deru, menyesalkan ledakan sumur bor ilegal yang berulang di Desa Keban 1, Kecamatan Sanga Desa, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).

Dalam sebulan, peristiwa serupa sudah tiga kali berulang hingga mengakibatkan tiga orang meninggal dunia. Belum lagi dugaan ledakan terakhir yang kembali memakan korban jiwa.

"Tambang ilegal ini timbul karena ada harga menjanjikan dari penampung lain di luar pertamina," ungkap Herman Deru, Selasa (12/10/2021).

1. Minta Pertamina beli minyak rakyat

IDN Times/Helmi Shemi

Deru mengatakan, ia sudah membahas permasalahan tambang ilegal ini bersama Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina, Basuki Tjahaya Purnama beberapa waktu lalu. Pemprov Sumsel berharap, Pertamina selaku pemegang hak eksplorasi minyak di Indonesia siap menampung tambang masyarakat dengan harga yang baik.

Selama ini kata Deru, masyarakat menjual ke pihak lain dengan harga lebih tinggi karena BUMN enggan membeli dengan harga yang telah ditawarkan.

"Kalau harga beli Pertamina gak ditingkatkan, tetap mereka akan jadi ilegal," ujar Deru.

2. Minta pemerintah pusat mengakomodir tambang ilegal

Aktivitas penambangan minyak ilegal di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan (IDN Times/Rangga Erfizal)

Tak sampai di sana, Deru juga menjelaskan usaha melegalkan tambang rakyat perlu restu dari pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian ESDM. Dirinya juga sudah berkoordinasi dengan Kapolda Sumsel maupun Kementerian ESDM untuk mencari solusi yang tepat.

"Tambang rakyat rencana akan kita legalisasi, tetapi perlu peran dan kerja sama Pertamina agar bisa menerima dengan harga baik," jelas dia.

3. Berupaya tambang tak memakan korban

Lahan perkebunan di Banyuasin, Sumatra Selatan (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sementara waktu, diperlukan upaya dari aparat desa, baik Babinsa dan Babinkamtibmas, melakukan sosialisasi untuk mencegah masyarakat mengeksplorasi tambang ilegal.

"Saat ini kita upayakan mencegah agar tidak terulang kembali dan memakan korban jiwa," tutup dia.

Editorial Team