Jembatan Ampera ikon kota Palembang. (IDN Times/Deryardli Tiarhendi)
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kota Palembang, Ratu Dewa, meminta seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) menunda rencana rekreasi saat libur akhir tahun nanti. Apalagi status Kota Pempek menjadi zona merah.
"Pandemik belum berakhir, semua masyarakat terutama ASN harus mematuhi aturan yang ada. Ini semua demi kenyamanan kita semua," kata Ratu Dewa, Jumat (11/12/2020).
Wakil Gubernur Sumatra Selatan (Wagub Sumsel), Mawardi Yahya bahkan meminta masyarakat berkebun demi menghindari kerumunan saat perayaan malam tahun baru. Menahan diri dan berdiam di rumah baginya cukup penting agar COVID-19 tak makin menyebar.
Mawardi menerangkan, jajarannya berencana membahas strategi menghadapi libur akhir tahun nanti. "Tidak perlu ada acara tahun baru, kan hari biasa saja kumpul-kumpul dilarang," tegasnya.
Namun apa yang disampaikan pejabat pemerintahan di Sumsel agar warganya tak berlibur, tampaknya berbanding terbalik dengan promosi yang dilakukan sejumlah hotel di Palembang lewat program Staycation: promo menginap murah, walau mereka sudah ancang-ancang menyambut kedatangan wisatawan dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Kami mengedepankan High Health Protocol yang mengutamakan keselamatan para tamu, termasuk para karyawan hotel," kata General Manager Aryaduta Hotel Palembang, RM Rendy Prapanca, Minggu (13/12/2020).
Meski telah banyak menerima berbagai kebutuhan masyarakat seperti penyelenggaraan meeting, wisuda, pernikahan, dan sejumlah event atau acara lainnya, Aryaduta Hotel mengklaim cukup konsisten menjalankan Standard Operational Procedure (SOP) keamanan COVID-19.
"Seperti pemakaian ballroom yang dibatasi dengan jumlah peserta hanya 50 persen dari kapasitas maksimum ruangan," terangnya.
IDN Times mengintip penerapan protokol kesehatan (prokes) di beberapa hotel Palembang. Hotel Aryaduta, The Zuri, dan Hotel Wyndham Opi Palembang contohnya. Benar saja, bellboy bersama satuan pengamanan melarang siapa pun masuk tanpa masker. Tangan pengunjung disemprot hand sanitizer, tas atau koper juga diguyur cairan disinfektan.
Seluruh sofa lobi kedua hotel tampak tanda silang berwarna merah, tanda pemisah. Dua hingga tiga orang yang memegang penyemprot di tangan kanan dan kain lap di tangan kiri, sedari tadi hilir mudik membersihkan benda-benda yang baru saja disentuh, seperti tombol elevator dan meja front office.
Beranjak ke ruang restoran, lagi-lagi pengunjung diperiksa suhu tubuh oleh alat otomatis seperti yang berada di pintu masuk hotel. Jika maju terburu-buru hingga mepet dengan orang di depan, waitres langsung meminta untuk mundur beberapa langkah.
"Kami berlakukan sistem shift di restoran, dan protokol kesehatan ketat di pintu masuk, lobi, hingga kamar tamu," ungkap Evi, Marketing Communication 101 Hotel, Jumat (11/12/2020).
Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu Palembang juga biasanya ramai dikunjungi saat hari libur, apalagi akhir tahun. Menurut Manager TWA Punti Kayu, Raden Azka, pihaknya harus menutup beberapa wahana yang bisa memicu pengunjung saling berdekatan.
"Mengutamakan protokol kesehatan pasti wajib. Wahana kolam renang atau water boom ditutup sebagai langkah pencegahan dan menekan penularan COVID-19," katanya saat dibincangi IDN Times, Minggu (13/12/2020).
Tidak saja hotel dan tempat wisata yang mengantisipasi keramaian pengunjung dan wisatawan, industri kuliner seperti toko pempek di Palembang juga turut melakukan pencegahan penyebaran COVID-19.
"Kami memilih penjualan lewat media sosial (medsos) dan membuat kemasan beku. Pempek akan bertahan lama dan bisa dikirim ke berbagai daerah dengan kondisi yang masih bagus," kata pemilik usaha Pempek Cek Molek Palembang, Yeni Anggaraini.
Toko oleh-oleh yang menyediakan makan pempek di tempat juga pasti ramai kedatangan wistawan dari luar kota. Mereka seakan belum afdal mendatangi Palembang jika tak menyantap pempek di tempat asalnya. Tapi mau tak mau, hal itu harus ditunda karena pandemik COVID-19.
Kata Yeni yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Pempek (ASPPEK) Palembang ini mengatakan, ia dan pengusaha pempek lain mengubah sistem pelayanan dengan mengutamakan penjualan oleh-oleh beku agar pengunjung tak menikmati di lokasi. Pengusaha yang tergabung dalam ASPPEK ramai mengurus izin edar makan beku secara kolektif.