Fisip Unsri Gelar Sekolah Kebangsaan, Ajak Pemilih Muda Tangkal Hoaks

- Fisip Unsri dan Mafindo gelar program Sekolah Kebangsaan Tular Nalar untuk ajak generasi muda berpikir kritis hadapi hoaks jelang Pilkada 2024.
- Pemilih muda di Sumsel mencapai 54% DPT, rentan terpapar misinformasi dan disinformasi di media sosial.
- Tular Nalar berharap pemahaman mengenai pilkada dan demokrasi dapat mencegah pemilih pemula terjebak hoaks serta menjadi garda terdepan dalam menangkal hoaks menjelang Pilkada.
Palembang, IDN Times - Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sriwijaya (Fisip Unsri) dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menggelar program Sekolah Kebangsaan Tular Nalar guna pencegahan hoaks jelang Pilkada 2024. Program tersebut mengajak generasi muda untuk berpikir kritis dalam menghadapi tantangan informasi di era digital.
"Mengusung slogan "Kito Tular, Pacak Nalar" acara ini menekankan pentingnya menyebarkan kemampuan berpikir kritis sebagai modal utama dalam menghadapi tantangan arus informasi digital yang semakin kompleks," jelas dosen Fisip Unsri, Nurly Meilinda, Jumat (6/9/2024).
1. 54 persen pemilih muda rentan terpapar hoaks

Pemilih muda di Sumatra Selatan (Sumsel) mencapai 54 persen dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ada. Dari banyaknya pemilih muda tersebut, rentan akan misinformasi dan disinformasi di media sosial.
"Potensi pemilih pemula di Sumsel masih rentan dalam menanggapi informasi informasi yang ada, terlebih sekarang memang banyak sekali produksi hoaks di berbagai platform sosial media," jelas dia.
2. Pemilih muda diharapkan tak terjebak politik praktis

Tantangan derasnya arus informasi membuat Tular Nalar terjun memberikan pemahaman mengenai pilkada, demokrasi untuk mencegah pemilih pemula terjebak hoaks dan saksi pidana. Pelatihan tersebut diikuti oleh sekitar 100 mahasiswa Fisip Unsri dimana mereka dibagi sepuluh kelompok untuk menganalisis serangkaian berita hoaks.
"Tular Nalar mengharapkan agar kesempatan ini dimanfaatkan pemilih muda untuk memberikan suaranya dengan penuh tanggung jawab bukan hanya sekedar acara 5 tahunan yang sukaria saja," jelas dia.
3. Mahasiswa dibekali ilmu tangkal hoaks

Para mahasiswa diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam menangkal hoaks dan menyebarkan informasi yang benar di tengah masyarakat menjelang Pilkada. Para mahasiswa juga dibekali pemahaman mengenai sumber untuk menangkal hoaks seperti website KPU, Bawaslu hingga DKPP.
"Selain itu, sekarang juga sudah ada akun WhatsApp Kalimasada yang bisa dijadikan rujukan untuk mengkonfirmasi kebenaran berita," jelas dia.