Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Efisiensi Anggaran, Kegiatan Lapas Kelas IIA Padang Tak Maksimal

Kepala Lapas Kelas II A Padang, Junaidi Rison (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)
Intinya sih...
  • Anggaran untuk kegiatan pembinaan narapidana di Lapas Kelas II A Padang tidak ada
  • Anggaran sebesar Rp11 miliar tersisa untuk bahan makanan, listrik, dan sulit dilakukan pembinaan terhadap 865 narapidana
  • Kesulitan melakukan rehabilitasi dan kegiatan kemandirian akibat efisiensi anggaran, namun akan tetap memaksimalkan sumber daya manusia yang ada

Padang, IDN Times - Akibat efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah pusat, menyebabkan kegiatan pembinaan terhadap narapidana di Lapas Kelas II A Padang berkurang. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Lapas Kelas II A Padang, Junaidi Rison kepada awak media, Minggu (16/3/2025) malam.

"Kalau efisiensi anggaran ini kita sulit berbicara. Karena memang semua anggaran untuk kegiatan pembinaan itu tidak ada," katanya.

1. Hanya tersisa anggaran untuk bahan makanan dan listrik

Ilustrasi efisiensi anggaran (Foto: IDN Times)

Junaidi mengungkapkan, dengan dilakukannya efisiensi anggaran tersebut yang tersisa hanya untuk bahan makanan narapidana dan untuk pembayaran listrik saja.

"Anggaran kita dalam setahun itu sebesar Rp11 miliar. Rp8,9 miliar untuk bahan makanan dan biaya listrik. Terkena efisiensi anggaran sekitar Rp2,1 miliar," katanya.

Menurutnya, pihak Lapas Kelas II A Padang saat ini cukup sulit untuk melakukan kegiatan pembinaan terhadap narapidana yang berjumlah 865 orang tersebut.

"Rencananya nanti kami akan berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi dan Kota Padang untuk membantu memberikan pembinaan terhadap narapidana," katanya.

2. Sulit lakukan rehabilitasi narkoba

Ilustrasi Narkoba

Selain tidak adanya kegiatan pembinaan, Lapas Kelas II A Padang juga sulit melakukan rehabilitasi terhadap narapidana yang terjerat kasus narkotika.

"Biasanya kan ada dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP). Tapi karena tidak adanya anggaran ini, kami tidak mungkin mengundang dari pihak BNNP," katanya.

Meskipun begitu, Junaidi mengungkapkan bahwa ia tetap memaksimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada untuk melakukan rehabilitasi tersebut.

"Saat ini kami menggunakan personel yang paham dengan rehabilitasi itu dan juga warga binaan yang sudah berhasil direhab sebelumnya," katanya.

3. Kegiatan kemandirian tidak berjalan dengan baik

Kepala Lapas Kelas II A Padang, Junaidi Rison (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Selain dua kegiatan tersebut, kegiatan kemandirian yang diberikan kepada para narapidana saat ini juga tidak bisa berjalan dengan baik.

"Biasanya produk yang dihasilkan dari kegiatan kemandirian ini dibeli oleh pihak perhotelan. Karena perhotelan saat ini juga mengalami kesulitan, hasil karya warga binaan ini juga kurang terjual," katanya.

Meskipun begitu, ia mengatakan akan tetap memaksimalkan anggaran yang ada untuk bisa melaksanakan semua kegiatan dengan anggaran yang tersedia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us