Ilustrasi keracunan MBG. (IDN Times/Putra Bali Mula)
Menurut Fenty, setiap MBG yang dibagikan penyedia dapur, kemudian disimpan Puskesmas. Sampel itu disisihkan per satu ompreng sesuai isi makanan dan berdasarkan menu apa saja yang disalurkan ke sekolah. Tujuannya, agar saat pemeriksaan dan uji kelayakan, hidangan paket hari tersebut dapat diketahui.
“Sebelum (MBG) disampaikan ke anak-anak diambil sampel dulu dan disimpan dalam waktu 2x24 jam. Pas pagi kejadian, Puskesmas sudah mengambil sisa makanan di ompreng. Dua sampel sudah dikirim, yang utuh dan sisa makanan anak di balai pom, penyebabnya apa akan ditentukan oleh Balai POM," jelas dia.
Uji sampel makanan tersebut, lanjutnya, membutuhkan waktu cukup lama untuk mencari penyebab para murid mual dan muntah. Namun, Fenty menyebut, sampai sekarang Dinkes Palembang juga belum bisa memastikan apakah hal yang terjadi hari ini karena adanya gejala keracunan dari MBG.
“Biasanya lima sampai tujuh hari baru diketahui penyebabnya. Penyebabnya belum diketahui apa,” katanya.