Foto oleh Roger Brown dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/bidang-lahan-padang-lapangan-5127241/
Ia menjelaskan, penyebab kematian kerbau tersebut karena penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau Haemorraghic Septecaemia (HS). Peternak biasa menyebutnya dengan penyakit ngorok.
"Penyakit ngorok ini salah satu yang harus diwaspadai. Apalagi jika hewan ternaknya dilepasliarkan, maka penyebarannya bisa sangat cepat," ungkapnya.
Lanjutnya, penyebaran virus SE/HS tersebut dapat terjangkit melalui kontak langsung dan pakannya. Daya tahan tubuh ternak yang lemah juga membuat penyebarannya semakin cepat.
"Rata-rata untuk kerbau yang dilaporkan mati ini berusia dewasa dan anak-anak, dengan bobot antara 400 hingga 500 kilogram," bebernya.