Disdik Palembang: 96 Persen Sekolah Belum Siap Belajar Tatap Muka

Persentase tersebut kata Zulinto, dipengaruhi karena kondisi wilayah yang fluktuatif. Terkadang tingkat penyebaran COVID-19 berada di status bahaya maupun sedang. Perubahan zona merah atau oranye memengaruhi keputusan matang untuk pelaksanaan belajar tatap muka.

"Hal inilah yang membuat pihak sekolah belum siap belajar tatap muka dengan risiko yang tinggi," kata dia.

Meski persentase dominan sekolah tidak siap melakukan belajar tatap muka, Zulinto menyebut ada beberapa institusi pendidikan yang menyatakan telah maksimal menyiapkan standar prokes di lingkungan sekolah, seperti Al-Furqon dan Muhammadiyah.

Ia melanjutkan, pada 4 Januari 2021 nanti pihaknya bersama tim Satgas COVID-19 dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Palembang bakal mengecek kesiapan sekolah.

"Al-Furqon untuk tingkat SD dan SMP siap. Sedangkan Muhammadiyah hanya SMP, yang tingkat TK ada TK Nusa Indah. Nanti kita cek sekolahnya, apakah sudah memenuhi prokes COVID-19," jelasnya.

Menyoal kepastian kebijakan belajar tatap muka tahun 2021, Zulinto belum bisa memberikan kejelasan. Sebab menurutnya masih ada pertimbangan lain yang perlu dipikirkan, sehingga belajar daring berpotensi kembali terlaksana.

"Kita melihat bagaimana di Februari apakah ada perkembangan membaik? Jika ada, baru mereka siap," tegas dia.

Zulinto menjelaskan, alasan banyak sekolah yang belum siap tatap muka karena perjalanan anak didik dari rumah. Ia mencontohkan, siswa SMP Negeri 1 yang tinggal di Kertapati, Plaju, dan tentunya ada dari zona lain dengan risiko yang tinggi.

"Ini yang perlu kita awasi, karena siswa banyak dari kelurahan dengan risiko tinggi. Karena 1 minggu saya minta dengan Wali Kota untuk mengecek. Jadi tanggal 4 Januari 2021 belum melibatkan siswa masuk sekolah. Sementara untuk kurikulum jangan lebih dari 3 jam per hari, artinya satu pelajaran hanya 20 menit," tandas dia.