"Tunggu bentar ya, emang sering gini (gangguan) kalo mau daftar dan pendataan"
"Kita coba lagi ya"
"Bisa kok tanpa pake aplikasi"
"Coba lewat WhatsApp dulu"
"Sinyalnya nih sering berebutan istilahnya, karena banyak yang masuk"
Palembang, IDN Times - Berbagai kalimat tersebut bergantian terdengar saat reporter IDN Times menunggu giliran untuk mendaftar Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Puskesmas Ariodillah Palembang.
Meski dalam sehari tak terlalu banyak masyarakat yang memanfaatkan program Presiden RI Prabowo Subianto di lokasi layanan kesehatan itu, namun potret tersebut memang kerap terjadi saat warga ingin mendaftar program CKG. Alasan utamanya, karena aplikasi dan WhatsApp hanya dibuka satu pintu untuk semua pendataan CKG di seluruh wilayah Indonesia.
Kata petugas di sana, per hari maksimal 20 orang yang dilayani untuk menikmati manfaat CKG di puskesmas. Bukan karena tidak mau melayani lebih banyak, tetapi persoalan jaringan pendaftaran jadi keterbatasan. Belum lagi katanya, memang masih banyak masyarakat yang belum tersosialisasi dan minim kesadaran untuk mencoba pelayanan kesehatan bebas biaya dari pemerintah pusat tersebut.
