Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bupati Tanah Datar Eka Putra. Doc.IDN Times

Padang, IDN Times – Bupati Eka Putra memastikan, akan ada gelombang kedua kegiatan cabut baiat dan pengucapan sumpah setia kepada NKRI dan Pancasila oleh mantan anggota kelompok radikal jaringan Negara Islam Indonesia (NII) di wilayahnya.

Menurut Eka, gelombang kedua ini perlu diadakan lantaran masih ada beberapa warganya terkonfirmasi terdaftar sebagai anggota NII namun hingga kini, masih belum mencabut baiat.

“Ada, akan ada gelombang kedua (cabut baiat),”kata Eka Putra, Sabtu (30/4/2022).

1. Cari keberadaan 91 warga

Ilustrasi pencarian (IDN Times/Arief Rahmat)

Eka menambahkan, pemerintah Kabupaten Tanah Datar dan otoritas terkait lainnya, saat ini sedang melakukan pencarian terhadap ke 91 warganya terkonfirmasi sebagai anggota NII namun belum mencabut baiat.

Nama maupun alamat asal imbuhnya, sudah diketahui. Bahkan sudah dilakukan tracing terkait keberadaan merrka. Hanya saja, mereka saat ini sepertinya masih berada di ranah perantauan.

“Setelah kita cek, mereka ini di rantau. Kita harapkan nanti mereka mudik lebaran sehingga bisa kita rangkul dan berikan pemahaman,”ujar Eka Putra.

2. Dipantau dan dibina

Mantan anggota jaringan teroris Negara Islam Indonesia (NII) di Kabupaten Dharmasraya, mengenakan pita merah putih sebelum mengikuti prosesi pencabutan massal Ba’iat dan mengikuti pengucapan sumpah setia kepada NKRI. IDN Times/Andri NH

Eka memastikan, seluruh warga sudah cabut baiat dan ikrar setia kepada NKRI dan Pancasila akan dipantau dan diberikan pembinaan. Strategi khusus akan ada diterapkan.

Metode pembinaan menjadi kewenangan Densus 88 Antiteror mabaes Polri

“Kalau pembinaan metodenya ada sama densus ya. Nanti kolaborasi dengan kita. Ya kita tunggu bagaimana dari Sensusnya,” kata Eka.

3. Jangan didiskriminasi

Ilustrasi Self Love (IDN Times/Sukma Shakti)

Selaku kepala daerah kata Eka, ia meminta masyarakat terutama dilingkungan ada ratusan warga sudah mencabut baiat kemarin, untuk tidak dirundung atau diperlakukan diskriminasi.

“Jangan ada diskriminasi, jangan di bully. Mereka harus kita rangkul kembali,” jelasnya.

Editorial Team

EditorAndri NH