BPBD Sumsel Petakan Ogan Ilir dan Musi Banyuasin Zona Merah Karhutla

- BPBD Sumsel menetapkan OI dan Muba sebagai zona merah karhutla karena jumlah kejadian kebakaran melebihi 30 kasus di masing-masing daerah.
- Zona oranye di Banyuasin, Ogan Komering Ilir, dan Muara Enim serta zona kuning di PALI, Musi Rawas, OKU Timur, Palembang, Empat Lawang, Prabumulih serta Lahat, Lubuk Linggau, dan Muratara.
- Peningkatan kejadian karhutla terjadi sejak Januari hingga Agustus 2025 di Sumsel. Upaya Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dilakukan untuk mencegah kebakaran semakin meluas.
Palembang, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Selatan menetapkan dua wilayah di Bumi Sriwijaya berstatus zona merah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yakni Ogan Ilir dan Musi Banyuasin. Penetapan ini dilakukan karena jumlah kejadian kebakaran di masing-masing daerah telah melampaui 30 kasus. Di Ogan Ilir, tercatat 73 kejadian karhutla, sedangkan di Musi Banyuasin sebanyak 31 kejadian.
"Status zona merah karhutla kini ada di Ogan Ilir dan Musi Banyuasin. Dua wilayah ini karena kasus karhutla lebih dari 30 kejadian," ungkap Kabid Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, Jumat (15/8/2025).
1. Tiga daerah masuk zona hijau

Sudirman menjelaskan, ada beberapa zona lainnya yang tersebar di beberapa wilayah di Sumsel seperti, zona oranye di Banyuasin dengan 21 kejadian, Ogan Komering Ilir 20 kejadian, dan Muara Enim 24 kejadian. Lalu zona kuning di Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) dengan 15 kejadian, Musi Rawas lima kejadian, OKU Timur, Palembang, Empat Lawang, dan Prabumulih dua kejadian serta Lahat, Lubuk Linggau, dan Muratara satu kejadian.
"Total ada 14 daerah di Sumsel yang sudah terjadi karhutla. Sisanya, tiga daerah lain masuk zona hijau yakni OKU Selatan, Pagar Alam, dan OKU," beber dia.
2. Tim terus lakukan pemantauan darat dan udara

Pihaknya mencatat ada peningkatan kejadian karhutla di Sumsel sejak Januari hingga Agustus 2025, terutama saat memasuki musim kemarau. Untuk mencegah kebakaran semakin meluas, pihaknya terus melakukan upaya Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dalam dua periode, 13-18 Juli 2025 dan periode kedua 29 Juli-2 Agustus 2025.
"Tim juga terus melakukan pemantauan baik darat dan udara untuk memantau kondisi lahan di Sumsel," jelas dia.
3. Imbau masyarakat tidak membuka lahan dengan dibakar

Senada, Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan Ferdian Kristanto mengimbau masyarakat tidak membuka lahan ditengah meningkatnya kejadian karhutla di Sumsel, terlebih membuka lahan dengan cara dibakar.
"Pada masa peralihan perlu diwaspadai karena seringkali juga dimanfaatkan untuk persiapan membuka lahan/kebun," jelas dia.