Bocah Tenggelam di Bendungan Sukajaya Palembang Belum Ditemukan
Palembang, IDN Times - Kantor SAR Palembang terus melakukan pencarian korban hilang bernama Hapsi (8) yang diduga tenggelam di aliran Bendungan Sukajaya Palembang. Proses pencarian tersebut telah memasuki hari ke 4 pasca korban hilang, Senin (18/11/2024) sekitar pukul 15.30 WIB.
"Update hari ini Tim SAR masih melakukan proses pencarian. Dimana korban masih belum ditemukan," ungkap Kepala Kantor SAR Palembang, Raymond Konstantin, kepada IDN Times, Kamis (21/11/2024).
1. Tanamam air dan sampah sulitkan pencarian
Raymond menerangkan, dalam proses pencarian tersebut pihaknya menurunkan dua tim untuk menyisir TKP kejadian. Tim pertama melakukan penyisiran permukaan air dan tim kedua melakukan penyisiran dari darat.
"Untuk kendala, di lokasi (tenggelam) banyak tanaman air serta tumpukan sampah sehingga menyulitkan pencarian," ungkap dia.
2. Tim SAR sisir lebih jauh dari lokasi kejadian
Menurutnya, kejadian hilangnya Hapsi bermula saat sedang berenang bersama temannya di aliran bendungan Sukajaya. Kondisi cuaca pada saat kejadian sedang hujan deras ditambah kondisi arua deras menyebabkan korban tiba-tiba terseret air.
"Pencarian diperluas hingga radius 1,5 kilometer dimulai dari lokasi kejadian," ungkap dia.
3. Kronologis kejadian hilang dua bocah laki-laki saat hujan deras guyur Palembang
Diberitakan sebelumnya, saat hujan mengguyur kota Palembang, Senin (18/11/2024) lalu dua bocah laki-laki di dua lokasi di Palembang hanyut terseret arus. Tim SAR mencatat, laporan awal terjadi sekitar pukul 15.30 WIB di Bendungan Sukajaya, Sukarami. Sedangkan untuk lokasi kedua terjadi di area selokan perumahan Gading Mension, Alang-Alang Lebar sekitar pukul 17.30 WIB.
Proses pencarian membuahkan hasil, usai tim SAR berhasil menemukan korban bernama Atha Paris (6) pada Selasa, (19/11/2024) lalu. Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia tersangkut di tanaman air eceng gondok.
"Korban (Atha Paris) ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Posisi korban saat ditemukan berada ditumpukan tanaman air, eceng gondok," ungkapnya, Selasa (19/11/2024).
