Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi jaket hujan ponco
ilustrasi jaket hujan ponco (pexels.com/Majd Al Assaad)

Intinya sih...

  • BMKG Sumsel mengimbau masyarakat waspada cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi selama peralihan dari kemarau ke musim hujan.

  • Hasil monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) menunjukkan sebagian besar wilayah Sumsel masih mengalami hujan, dengan beberapa daerah memiliki HTH pendek hingga menengah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumsel mengimbau masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama masa peralihan dari kemarau ke musim hujan. Kondisi ini dapat memicu peningkatan curah hujan di berbagai wilayah serta menimbulkan potensi bencana hidrometeorologi pada dasarian III Oktober.

"Masyarakat diimbau untuk tidak lengah terhadap potensi bencana seperti banjir, genangan, atau longsor, serta menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan sebagai langkah pencegahan dampak lanjutan dari cuaca ekstrem," ungkap Kepala Stasiun Klimatologis Sumsel, Wandayantolis, Selasa (21/10/2025).

1. Sebagian besar wilayah memasuki musim hujan

ilustrasi memakai payung saat hujan (pexels.com/Khoa Võ)

Menurut Wandayantolis, peluang hujan di Sumsel pada dasarian III Oktober cenderung meningkat. Sebagian besar wilayah berpotensi diguyur hujan dengan intensitas menengah, sedangkan daerah seperti Empat Lawang dan OKI bagian selatan masih diprediksi mengalami hujan ringan.

"Saat ini sekitar 85 persen wilayah Sumsel sudah masuk musim hujan. Namun masih ada beberapa daerah yang berada dalam masa peralihan dari kemarau ke hujan," jelas dia.

2. Curah hujan tertinggi terjadi di Musi Rawas

ilustrasi hujan deras (unsplash.com/unsplashaa1)

Ia menjelaskan, pada dasarian II Oktober 2025, sebagian besar wilayah Sumsel mengalami sifat hujan di bawah normal, atau curah hujan lebih rendah dari rata-rata.

Beberapa daerah seperti Empat Lawang, Muba, dan sebagian Lahat hingga OKI berada pada kategori normal, sedangkan wilayah Lubuk Linggau, Muratara barat, Musi Rawas barat, dan sebagian Banyuasin tercatat dengan sifat hujan atas normal.

"Pos hujan dengan curah tertinggi tercatat di Kecamatan Tugumulyo, Musi Rawas, yakni mencapai sekitar 203 milimeter," jelas Wandayantolis.

3. Hari tanpa hujan terpanjang terjadi di Ogan Ilir

ilustrasi mobil hujan (pexels.com/Nicat Teymurov)

Sementara, dari hasil monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) menunjukkan sebagian besar wilayah Sumsel masih mengalami hujan hingga pembaruan data terakhir. Sebagian besar wilayah berada pada kategori HTH sangat pendek, yaitu 1–5 hari, sementara daerah seperti Palembang, Muara Enim, Lahat, dan Banyuasin tercatat memiliki HTH pendek adalah 6–10 hari. Adapun OKU Selatan dan Ogan Ilir termasuk wilayah dengan HTH menengah yaitu 11–20 hari.

"Pos hujan di Indralaya Utara, Ogan Ilir, mencatat hari tanpa hujan terpanjang, yakni sekitar 17 hari berturut-turut," jelas dia.

Editorial Team