Seorang ibu berdiri memeluk anaknya di lorong sempit, menatap baliho pemimpin tersenyum. Ilustrasi AI oleh ChatGPT (DALL·E) – Gambar bebas pakai, diunggah langsung oleh penulis.
Harapan kemajuan digitalisasi lewat kurikulum AI-Coding bisa disebut belum sebanding dengan keadaan ekonomi dan masalah pendidikan yang terjadi di Palembang, utamanya soal fasilitas. Keinginan tenaga pendidik yang memprioritaskan pendidikan merata dahulu ketimbang fokus digitalisasi jadi harapan wajar di tengah ketimpangan yang terjadi di Bumi Sriwijaya.
"Sekarang ini, yang penting kami bisa KBM (kegiatan belajar dan mengajar) dulu ada siswa, terus bisa belajar normal. Bagaimana ada kurikulum lain, kita mengiringi saja," kata Emi lagi.
Sementara menurut Kepala Dinas Pendidikan Palembang Adrianus Amri, langkah menerapkan kurikulum AI-Coding, saat ini dinas dan tenaga pendidik rutin menggelar bimbingan teknis dan sosialisasi yang sudah berjalan sejak awal Juli 2025.
"Memang untuk tahap ke depan akan masuk kurikulum, namun saat ini msh dipersiapkan mulai dari pelatihan bagi guru dan kesiapan sarana serta prasarana," jelas dia.
Amri merincikan bahwa kurikulum baru ini akan menyasar siswa kelas tinggi SD, yakni kelas 4, 5, dan 6, serta seluruh tingkatan di SMP, mencakup kelas 7, 8, dan 9. Harapannya, para siswa dapat membangun pemahaman dasar tentang AI dan coding sejak usia muda, mempersiapkan mereka menghadapi dinamika masa depan yang semakin berbasis teknologi.
"Kami sangat optimistis dengan hadirnya kurikulum ini. Selain mendorong peningkatan mutu pendidikan, program ini juga sejalan dengan visi Wali Kota Palembang dalam memajukan digitalisasi pendidikan melalui program-program seperti RDPS dan Student Planner," kata Amri.