Dapur MBG Ilir Timur III Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)
Sementara kata Ahli Gizi SPPG Dapur Ilir Timur III, Tia Ditri Yulianti, dalam menyiapkan menu MBG, mitra menghadapi tantangan. Yakni harus menyesuaikan kenaikan harga di pasaran dengan batas harga per porsi telah ditetapkan anggarannya oleh BGN.
Maka itu, untuk menyelesaikan tantangan tersebut, pihak penyedia menu MBG menyiapkan siasat agar semua penyaluran MBG tetap berjalan lancar.
"Dengan harga yang ditentukan BGN, kami mitra dapur harus mencukupkan kilo kalori (Kkal) yang dibutuhkan oleh siswa mulai dari SD hingga SMA," katanya.
Apalagi lanjut Tia, dalam satu pekan penyedia dapur MBG harus menyesuaikan kadar gizi yang terkandung dalam menu makanan dengan ketentuan menu yang akan diberikan kepada siswa sudah ditetapkan BGN.
"Menu yang diberikan sesuai dengan budget yang ditentukan oleh BGN untuk siswa kelas 4 SD - XII SMA Rp10 ribu per porsi, sedangkan kelas 1 - 3 SD Rp8 ribu per porsi," jelas dia.
Adanya patokan harga itu lanjut dia, penyedia dapur MBG melalui SPPG dan Ahli Gizi harus menyesuaikan anggaran dengan membelanjakan bahan makanan secukupnya, tapi tetap dengan nilai gizi disesuaikan anggaran serta kalori yang harus dipenuhi.
"Harga bahan pangan serba naik ini, kita utamakan menu utama protein hewani seperti ayam, ikan dan telur itu pasti selalu ada," katanya.
Tia mengatakan, untuk menyiasati jika bahan makanan naik, penyedia dapur harus variatif dalam penyediaan bahan sayur dengan catatan tidak mengurangi nilai gizi. Kemudian protein yang diutamakan atau selalu ada yakni dua kali ayam, sekali kan dan dua kali telur.
"Kilo kalori (Kkal) yang ditentukan oleh BGN kelas 4 SD sampai SMA 650 kkal, sedangkan kelas 1-3 SD 450 kkal.
Menurutnya, gizi harus terpenuhi dalam satu menu, pihaknya menyesuaikan budget tapi tetap bisa disesuaikan. Ini termasuk dengan menu susu. Dimana menu susu 2 kali dibarengi dengan menu protein telur.
"Agar kkal terpenuhi dalam satu set menu, maka kita siasati susu digabung dengan menu telor," jelas dia.