(Warga Dusun Datar Pauh, Desa Cahaya Alam, Semende Darat Ulu, Muara Enim yang masih menggunakan penerangan dari turbin) IDN Times/Yuliani
Kini turbin hanya dipakai di Dusun IV atau Datar Pauh, Desa Cahaya Alam. Dalam dusun ini terdapat 30 KK dan menggunakan turbin berkapasitas 5 ribu watt untuk penerangan. Rata-rata warga Datar Pauh menggunakan lampu 3-5 watt. Selain bisa untuk penerangan, listrik dari turbin bisa menyalakan televisi dan charger HP.
Instalasi listrik turbin pun sangat sederhana, dimana kabel berukuran 5 sentimeter ditopang batang bambu dan bercabang ke setiap rumah. Bahkan kabel yang dulunya PLTA sekarang dialihfungsikan ke PLN.
"Instalasi PLN belum masuk kesini (Datar Pauh), baru apinya saja. Jadi PLN menggunakan kabel yang dulunya dari turbin. Makanya di Datar Pauh bercabang sumber energinya, ada dari turbin (penerangan) dan dari PLN untuk elektronik lainnya," bebernya.
Datuk Turbin, Rahmat didampingi teknisnya Junta mengatakan, turbin di Datar Pauh digerakkan sumbernya masih dari Tumutan Tujuh. Kalau mati lampu di dusun, sang teknisi, Junta langsung turun mengecek turbin meskipun dinihari karena dikhawatirkan ada penyumbatan. Andai tidak cepat ditangani turbin berpotensi ambruk.
“Secara rutin kami menguras lumpur seminggu sekali agar air tetap banyak dan tekanan kuat. Kalau dangkal, tekanan tenaganya berkurang. Biasanya saat pengurasan pintu air ditutup," ujarnya.
Sejak turbin ini dibangun tahun 2016, pernah sekali servis ganti kelahar dan alat turbin tergantung kerusakan. Anggaran diambil dari iuran wajib warga per bulan 1 anggota Rp10 ribu.
"Biasanya warga langsung bayar setahun. Jika ada yang bayar bulanan dan macet selama 3 bulan, nanti tim kita turun akan langsung melepas instalasinya. Namun jarang ada kejadian seperti itu, rata-rata warga kompak dan iuran itu juga tergolong murah dibandingkan listrik PLN," terangnya.