Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Warga Pangkalan Balai memilah beras diduga dioplos bahan sintesis. (Dok. Istimewa)
Warga Pangkalan Balai memilah beras diduga dioplos bahan sintesis. (Dok. Istimewa)

Intinya sih...

  • Bentuk beras diduga oplosan berbeda dari beras umumnya, mencurigakan dan berbeda dari beras pada umumnya.

  • Sekda Banyuasin memerintahkan Disperindag cek ke lapangan terkait adanya temuan beras kemasan premium yang diduga dioplos dengan bahan sintetis mirip beras.

  • Kadiskoperindag Banyuasin membenarkan sudah mendapat perintah Sekda untuk melakukan pengecekan ke tempat yang terindikasi oplos tersebut, termasuk pemasok merk yang dicurigai.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyuasin, IDN Times - Video seorang warga di Pangkalan Balai, Kabupaten Banyuasin tengah mengecek beras yang baru dikeluarkan dari karung viral di media sosial. Tampak dalam video, warga tersebut memilah butiran beras yang mencurigakan dan berbeda dari beras pada umumnya.

Kecurigaan warga ini berawal ketika salah seorang pembeli mencoba menanak beras bermerek yang dibeli dari salah satu minimarket di kawasan Kota Pangkalan Balai. Namun setelah dimasak, nasi yang dihasilkan terasa kenyal dan lengket mirip plastik.

1. Bentuk beras diduga oplosan berbeda dari beras umumnya

Warga Pangkalan Balai memilah beras diduga dioplos bahan sintesis. (Dok. Istimewa)

Warga lantas mencurigai beras tersebut sudah bercampur dengan bahan lain. Beras tersebut berbentuk panjang dan terlihat sekali perbedaannya dari segi warna maupun ukuran.

"Noh cak belatung kering," ungkap perekam video sembari menunjukkan beras yang dicurigai dan sudah dipilah.

Kondisi ini lantas membuat resah masyarakat yang selama ini terbiasa mengkonsumsi beras dengan merk tersebut. Apalagi saat ini beras diduga dioplos dengan bahan sintesis itu dijual bebas di minimarket dan toko sembako.

2. Sekda perintahkan Disperindag cek ke lapangan

Warga Pangkalan Balai memilah beras diduga dioplos bahan sintesis. (Dok. Istimewa)

Menanggapi hal ini, Pemkab Banyuasin segera menurunkan tim untuk melakukan pengecekan langsung dan mengambil sampel, terkait adanya temuan beras kemasan premium yang diduga dioplos dengan bahan sintetis mirip beras.

Sekda Banyuasin, Erwin Ibrahim mengatakan, pihaknya sudah mendapat laporan bila ada warga yang mengeluh karena menemukan beras premium kemasan yang diduga dioplos dengan bahan sintetis.

“Laporan ini serius dan kami sudah meminta tim untuk melakukan investigasi terkait kebenaran dugaan beras oplosan tersebut. Bila nantinya terbukti ada indikasi pelanggaran, akan ditindak sesuai aturan,” ujarnya.

Pihaknya sudah memerintahkan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) bersama Satpol PP Banyuasin untuk segera turun ke lapangan melakukan pengecekan. Tim juga diminta untuk mengambil sampel sebagai bahan investigasi.

"Harus cepat, jangan sampai masyarakat jadi dirugikan dan menimbulkan penyakit. Makanya tim sudah saya perintahkan untuk turun ke lapangan," tegas Sekda.

3. Sampel beras diperiksa termasuk pemasok merk yang dicurigai

ilustrasi beras (pexels.com/eva)

Sementara itu, Kadiskoperindag Banyuasin Alpian membenarkannsudah mendapat perintah Sekda untuk melakukan pengecekan ke tempat yang terindikasi oplos tersebut.

"Kami akan melakukan pengecekan di sejumlah minimarket yang ada di Pangkalan Balai. Selain itu, akan mengambil sampel dan melakukan investigasi terkait pemasok beras merek yang dimaksud," tegasnya.

Diketahui beras sintetis adalah beras palsu yang dibuat dari bahan plastik, resin sintetis, atau campuran bahan lain yang diolah agar menyerupai butiran beras, dan seringkali digunakan untuk tujuan tidak konsumsi karena berbahaya bagi kesehatan. Saat ini masyarakat masih menunggu hasil penelusuran Pemkab Banyuasin terkait dugaan beras oplosan yang sudah meresahkan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team