Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

BBTMC Mulai Semai 800 Kg Garam di Langit Sumsel

CASA C-212 dari Skuadron IV Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdulrachman Saleh digunakan untuk lakukan penyemaian udara (IDN Times/Rangga Erfizal)

Palembang, IDN Times - Awal Juni 2021 menjadi waktu peralihan musim hujan menuju kemarau. Kondisi ini dimanfaatkan untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), dengan menyemai garam di udara dan memancing awan hujan.

Menurut Koordinator Bidang Pelayanan Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC), Sutrisno menjelaskan, proses TMC dilakukan untuk mencari awan cumulonimbus agar dapat disemai.

"Penyemaian ini akan berhasil tergantung kecepatan angin ketika awan itu disemai," jelas Sutrisno, Kamis (10/6/2021).

1. TMC dilakukan agar lahan gambut tetap basah saat kemarau

Ada 800 kilogram garam disemai di langit Sumsel (IDN Times/istimewa)

Sutrisno menjelaskan, proses penyemaian garam di langit Sumatra Selatan (Sumsel) dilakukan sebelum awan hujan menghilang. Hal ini dikhususkan agar saat puncak kemarau, proses hujan buatan akan terjadi dan membasahi lahan gambut.

"Apabila lahan itu tetap basah maka potensi lahan itu terbakar bisa diminimalisir. Pada tahun 2020, TMC di Sumsel dapat menghasilkan sekitar 2 miliar meter kubik air hujan, di mana ada 60 persen penambahan curah hujan dibanding curah hujan secara alami," jelas dia.

2. Kemarau normal berpotensi sulitkan TMC

Ada 800 kilogram garam disemai di langit Sumsel (IDN Times/istimewa)

Sutrisno menjelaskan, kondisi TMC sukses dilakukan pada tahun 2020 karena kondisi kemarau basah. Hal itu menyebabkan adanya potensi awan hujan yang cukup besar, sehingga awan hujan dapat segera membentuk potensi hujan saat penyemaian.

"Tahun ini kemarau normal yang berarti potensi awan hujan tidak akan sebesar tahun lalu," jelas dia.

3. Ada dua penerbangan dalam sehari

CASA C-212 dari Skuadron IV Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdulrachman Saleh digunakan untuk lakukan penyemaian udara (IDN Times/Rangga Erfizal)

Komandan Pangkalan Udara Sri Mulyono Herlambang Palembang, Kolonel Pnb Hermawan Widhianto menambahkan, TMC akan dilakukan dalam dua kali penerbangan setiap hari. Sebelum proses penyemaian dilakukan agar pihaknya bisa memantau dan mencari awan hujan yang dibutuhkan.

Dalam proses penerbangan yang akan dilakukan nantinya, tim penyemai menggunakan pesawat jenis CASA C-212 dari Skuadron IV Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdulrachman Saleh.

"Dalam setiap kali penerbangan, kita membawa kru sekitar 11 orang ini dan 800 kilogram garam," jelas dia.

4. TMC akan dilakukan selama 15 hari

default-image.png
Default Image IDN

Selain TMC, pihak Lanud juga melakukan proses pencegahan kebakaran dengan pemadaman menggunakan Helikopter Water Bombing (WB). Sejauh ini baru ada dua WB milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Jadi TMC ini akan dilakukan selama 15 hari ke depan guna proses penyemaian," tutup dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deryardli Tiarhendi
Rangga Erfizal
Deryardli Tiarhendi
EditorDeryardli Tiarhendi
Follow Us