Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Praktik pengetahuan dasar SAR yang diberikan kepada Junalis di Palembang
Praktik pengetahuan dasar SAR yang diberikan kepada Junalis di Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Intinya sih...

  • Basarnas menegaskan pentingnya keselamatan jurnalis saat meliput bencana untuk menjaga kelancaran operasi SAR.

  • Jurnalis perlu memiliki pengetahuan dasar SAR, menggunakan APD, dan mengedepankan etika serta empati dalam peliputan bencana.

  • Media diharapkan dapat berperan dalam edukasi masyarakat terkait bencana dan membantu jurnalis memahami kondisi serta risiko yang ada di daerah rawan bencana.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menegaskan pentingnya kepatuhan jurnalis terhadap prosedur keselamatan saat meliput bencana guna melindungi keselamatan jurnalis sekaligus menjaga kelancaran operasi SAR.

"Dalam kondisi darurat SAR dan jurnalis harus bekerja sama. Untuk itu diperlukan koordinasi sehingga tim SAR mengetahui ada jurnalis di lapangan dengan melapor ke posko SAR dan mengikuti arahan petugas," ungkap Kasi Operasi dan Siaga Kantor SAR Palembang Manca Rah Wanto, dalam Workshop Media Safety, Emergency and Crisis Reporting yang digelar Garuda Rescue Nusantara (GRN), Selasa (23/12/2025).

1. Dorong keselamatan diri dalam liputan di daerah bencana

Kasi Operasi dan Siaga Kantor SAR Palembang, Manca Rah Wanto (IDN Times/Rangga Erfizal)

Manca menjelaskan, pengetahuan dasar SAR perlu dimiliki oleh jurnalis yang terlibat di garis depan wilayah bencana. Hal ini dilakukan untuk memudahkan para jurnalis memahami medan yang akan didatangi hingga pertolongan pertama yang dapat dilakukan ketika kondisi mendesak.

Langkah ini bisa dimulai dari kepatuhan melengkapi keperluan diri terhadap alat keselamatan pribadi dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai kondisi lapangan. Para jurnalis pun tetap harus berada dititik aman area evakuasi dalam proses pengambilan gambar.

"Keselamatan tetap menjadi prioritas dalam peliputan, sehingga koordinasi antara jurnalis dan petugas berwenang sangat penting untuk menyikapi perubahan situasi di lapangan," jelas dia.

2. Jurnalis harus kedepankan empati

Kasi Operasi dan Siaga Kantor SAR Palembang, Manca Rah Wanto (IDN Times/Rangga Erfizal)

Dari sisi etika, pihaknya menekankan pentingnya empati serta penghormatan terhadap privasi korban dan keluarga. Jurnalis dinilai perlu mengedepankan sikap tersebut agar pengambilan gambar dan peliputan tidak bersifat sensasional, sekaligus tetap mengutamakan akurasi data.

"Dokumentasi di lokasi bencana harus digunakan untuk kepentingan publik, bukan untuk tujuan sensasional," jelas dia.

Lebih lanjut, Manca memaparkan peran strategis media dalam mitigasi bencana, mulai dari edukasi masyarakat terkait jenis dan tanda-tanda bencana, langkah penyelamatan diri, hingga penyebaran informasi peringatan dini, seperti cuaca ekstrem, gempa bumi, banjir, dan tanah longsor.

"Media juga diharapkan mendorong kesiapsiagaan masyarakat melalui simulasi bencana dan pembentukan budaya sadar bencana," jelas dia.

3. Bagikan pengetahuan dasar keselamatan untuk jurnalis

Praktik pengetahuan dasar SAR yang diberikan kepada Junalis di Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Ketua Pelaksana Kegiatan Muhajir Rodli mengatakan, kegiatan ini bertujuan membantu para jurnalis khususnya di daerah rawan bencana untuk memahami kondisi dan risiko yang ada. Pihaknya sadar para jurnalis dituntut bekerja secara aman dan profesional saat menghadapi situasi darurat maupun krisis.

"Keselamatan harus menjadi pertimbangan utama agar jurnalis tetap dapat menjalankan tugasnya tanpa mengorbankan keselamatan jiwa," jelas dia.

Garuda Rescue Nusantara dibentuk dari pengalaman praktisi keselamatan kerja di sektor berisiko tinggi yang kerap terlibat dalam kegiatan tanggap darurat. Pengalaman tersebut kemudian dibagikan kepada publik sebagai pengetahuan terkait keselamatan dan penanganan situasi darurat.

"Budaya keselamatan tidak boleh berhenti di lingkungan kerja tertutup. Nilai ini perlu diterapkan lebih luas, termasuk oleh profesi jurnalis," jelas Muhajir.

Editorial Team