Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi buruh tani memanen getah karet. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Palembang, IDN Times - Turunnya produksi karet mengakibatkan banyak pabrik pengolahan karet gulung tikar. Fakta ini dibeberkan Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, Alex K Eddy.

Dari total 45 pabrik karet yang tutup di Indonesia, tercatat ada lima pabrik dari Sumsel yang tutup. Fenomena ini sudah terjadi sejak lima tahun terakhir, akibat penurunan produktivitas tanaman dan harga karet yang tak kunjung membaik.

"Suplai dari petani sulit. Hasil sadapan mereka pun berkurang, sehingga kami sulit mendapatkan bahan baku," ungkap Alex, Senin (10/7/2023).

1. Indonesia kalah bersaing dengan negara penghasil karet lain

Buruh tani memanen getah karet. Buruh tersebut mendapatkan upah 50 persen dari hasil penjualan getah yang dipanen. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Alex menambahkan, banyak pabrik yang tidak bisa bertahan. Alhasil, pabrik beroperasi tidak optimal akibat kekurangan bahan baku. Berbeda halnya dengan negara di kawasan Asean lain yang mengalami peningkatan produksi, seperti Thailand dan Vietnam.

Meski harga karet cenderung stagnan dan menurun, petani di negara tersebut cenderung masih bisa bersaing dalam segi produktivitas.

"Petani karet mereka bisa menghasilkan dua ton per tahun per hektare (Ha), sedangkan petani kita hanya 800 kilogram (Kg). Makanya ini sangat berpengaruh di bisnis karet," jelas dia.

2. Pabrik karet mulai lakukan PHK

Editorial Team

Tonton lebih seru di