Konferensi pers 100 hari kerja RDPS (IDN Times/Feny Maulia Agustin)
Tak hanya mengakui penetapan perwali yang mandul di lapangan soal jukir dan tempat parkir, Dewa juga membuktikan jika memang banyak jukir liar yang tersebar di sejumlah kawasan protokol Palembang.
Pembuktian itu, Dewa ketahui setelah melakukan aksi penyamaran sebagai sopir dan pengemudi ojek online (ojol) demi memantau langsung praktik parkir liar yang meresahkan warga. Aksi itu diketahui berlangsung pada Minggu (1/6/2025) di sejumlah minimarket Palembang yang kerap dikeluhkan soal parkir tidak resmi.
Dalam video yang diunggah melalui akun Instagram resminya, @ratudewa, terlihat Ratu Dewa mengenakan topi dan masker saat berinteraksi dengan juru parkir liar di kawasan Jalan Jenderal Sudirman.
"Bayar dak (gak), bro?" tanyanya kepada juru parkir tersebut.
Jukir itu menjawab, "Bayar," dan menyebutkan tarif sebesar Rp2 ribu. Ratu Dewa lalu mengingatkan, "Ada tulisan gratis." Menyadari identitas asli sopir tersebut adalah wali kota, jukir itu tampak gugup dan segera ingin mengembalikan uang yang telah diterimanya.
Aksi serupa juga dilakukan di lokasi lain. Ratu Dewa yang menyamar sebagai pengemudi ojol, lengkap dengan jaket dan helm, sengaja memarkirkan motor dan berpura-pura membeli minuman di mini market.
"Dari hasil pemantauan, sebagian besar juru parkir liar tidak mematok tarif. Tapi mereka menerima uang jika diberi oleh pengendara," ujar Dewa.
Namun kata dia, memang masih ada oknum yang memaksa meminta bayaran parkir. Dewa menegaskan bahwa mini market di Palembang tidak seharusnya dikenakan tarif parkir karena sudah membayar retribusi langsung kepada pemkot.
"Berdasarkan Perwali, parkir di minimarket itu seharusnya gratis. Sudah ada keterangannya juga. Jadi kalau masih ada yang memaksa, tolong dilaporkan," kata dia.
Ratu Dewa pun berharap masyarakat ikut proaktif melaporkan praktik parkir liar demi menciptakan ketertiban dan kenyamanan di ruang publik.