Padang, IDN Times – Banjir dan longsor yang melanda sejumlah daerah di Sumatra Barat menjadi peringatan keras bagi pemerintah untuk melakukan evaluasi serius terhadap tata ruang dan pengawasan aktivitas berbasis lahan. Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menilai, bencana ini tidak bisa dilepaskan dari aktivitas manusia di kawasan rawan, seperti perkebunan, penebangan, dan pertambangan.
"Dalam evaluasi awal pascabencana, pemerintah menyoroti kombinasi antara curah hujan tinggi dan pemanfaatan ruang yang tidak selaras dengan daya dukung lingkungan," kata Mahyeldi, saat diwawancarai Pimpinan Redaksi IDN Times, Uni Lubis, Selasa (30/12/2025).
Mahyeldi mengatakan, aktivitas perkebunan, khususnya di wilayah dengan kemiringan tinggi dan dekat aliran sungai, disebut berkontribusi memperparah dampak banjir dan longsor.
