Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Banjir di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Intinya sih...

  • Banjir di Palembang mulai surut setelah hujan lebat sejak Sabtu
  • BPBD klaim banjir tidak mengganggu aktivitas warga, namun akses jalan padat
  • Pemkot dan BPBD bekerja sama untuk memetakan lokasi rawan banjir dan pompanisasi

Palembang, IDN Times - Banjir di Palembang yang melanda sejumlah wilayah pada Minggu (9/3/2025) mulai surut. Banjir yang disebabkan karena hujan turun tanpa henti dengan intensitas sedang hingga lebat sejak Sabtu (8/3/2025) malam, membuat beberapa lokasi rawan pun tergenang.

Berdasarkan hasil tinjauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatra Selatan (BPBD Sumsel) pada Senin (10/3/2025), titik-titik tergenang sudah mulai kering seperti di Kawasan Maskarebet. Tetapi memang, ada beberapa wilayah yang masih terendam.

1. Pasang air di Sungai Musi memengaruhi banjir di Palembang

Palembang hujan (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Menurut Kabid Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman, Palembang bukan daerah banjir di Sumsel. Namun, saat air di Sungai Musi pasang, debit dan volume air dipastikan meningkat dan meluap ke beberapa titik rawan genangan.

"Jika air lagi pasang, maka air pasti kembali ke pemukiman masyarakat. Tapi, sekarang ini sudah surut karena intensitas hujan berkurang," jelasnya saat dikonfirmasi IDN Times.

Beberapa lokasi banjir yang kini mulai surut yakni di Jalan Seduduk Putih, Kawasan Sekip, Bendungan, Jalan Madang dan Jalan Kasnariansyah. Termasuk wilayah di Kelurahan Kemuning dan 20 Ilir.

2. Intensitas banjir Palembang 1x24 jam

Banjir di TPU Palembang (tangkapan layar video warga)

Sudirman menyampaikan, potensi banjir di Palembang besar karena banyak aliran atau drainase yang tersumbat. Kemudian, kata dia intensitas hujan pun memengaruhi luapan Sungai Musi.

"Kalau di Palembang hujan semalaman, hujan lebih dari tiga jam tidak berhenti pasti banjir. Tapi yang harus dipahami, jika setelah tiga jam tidak hujan lagi, air akan mudah surut," jelas dia.

Hasil tinjauan BPBD ke lokasi banjir, kondisi genangan air di Palembang tidak membuat aktivitas warga terganggu. Masyarakat masih bisa bekerja normal. Namun memang, kendalanya akses jalan yang padat.

"Sekarang mulai surut dan warga sudah bersih-bersih rumah. Kalau di Palembang ini banjir paling tidak 1x24 jam. Masyarakat masih bisa beraktifitas, dan tidak menutup akses kegiatan sehari-hari," katanya.

3. Terdata ada 43 titik rawan banjir di Palembang

Palembang hujan (IDN Times/Feny Maulia)

Sementara dari laporan Dinas PUPR Palembang, beberapa lokasi yang banjir berada di Kawasan Sekip, Pipa Reja, Jl R Soekamti, Kecamatan Kemuning, Simpang Polda, Alang- Alang Lebar, Jalan Residen Abdul Rozak dan Kecamatan Ilir Timur III.

Terdata saat ini ada 43 titik rawan genangan air dan potensi banjir saat Palembang diguyur hujan semalaman dengan intensitas sedang hingga lebat.

Wali Kota Palembang Ratu Dewa mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) terus berupaya mengoptimalkan saluran air agar tak tersumbat. Maka itu, pemkot dan BPBD bekerja sama dan kolaborasi memetakan lokasi rawan banjir dan pompanisasi.

4. Banjir Palembang terjadi karena berkurangnya daerah resapan

Banjir di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Dewa mengaku, Palembang masih banyak sistem drainase terputus dan belum tersambung. Kondisi itu, katanya, akibat pembangunan yang tidak memerhatikan keseimbangan lingkungan seperti perumahan, perkantoran, perdagangan atau jasa termasuk jalan umum.

"Banjir terjadi karena berkurangnya daerah resapan, baik di permukiman maupun di kawasan komersial," jelas dia.

Selanjutnya kata Dewa, persoalan banjir Palembang juga dipengaruhi topografi kota yang datar atau rawa, serta berada di bawah muka air pasang sungai musi dan pengaruh sarana dan prasarana pengendali banjir masih kurang maksimal dalam pemanfaatan penggunaan.

Editorial Team