Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kapolres Lubuk Linggau AKBP Harissandi meninjau lokasi kerumunan warga berebut membeli migor (IDN Times/istimewa)

Lubuk Linggau, IDN Times - Antrean masyarakat memaksa masuk ke dalam toko ritel untuk membeli minyak goreng, menjadi viral di media sosial. Antrean membeludak terjadi di sebuah minimarket Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Siring Agung, Kota Lubuk Linggau, Sumatra Selatan (Sumsel), Jumat, (4/3/2022) kemarin.

Polres Lubuk Linggau yang mendapat laporan masyarakat mencari minyak goreng, langsung datang dan membubarkan antrean itu. Masyarakat dianggap tidak menjalankan prokes di tengah situasi pandemik.

"Kemarin kita bubarkan masyarakat yang mengantre membeli minyak goreng. Kebetulan di salah satu minimarket tersebut memang ada penjualan minyak goreng, namun karena tidak menggunakan masker dan berkerumun maka kita bubarkan," ungkap Kapolres Lubuk Linggau, AKBP Harissandi, Minggu (6/3/2022).

1. Warga rela berdesak-desakan meski masih pandemik COVID-19

Pekerja minimarket terpaksa menutup minimarket karena ramainya warga yang mencari migor (IDN Times/istimewa)

Harissandi mengungkapkan, kerumunan di minimarket membuat pihaknya harus menutup sementara tempat tersebut. Penutupan dilakukan untuk menghindari lonjakan kasus COVID-19 di Lubuk Linggau.

"Jadi kita imbau masyarakat untuk tidak berdesak-desakan dalam membeli migor," jelas dia.

2. Polres akan berikan sanksi jika ada penimbun minyak

Kapolres Lubuk Linggau AKBP Harissandi meninjau lokasi kerumunan warga berebut membeli migor (IDN Times/istimewa)

Kapolres menambahkan, sejauh ini pihaknya berusaha memastikan stok minyak goreng di pasaran. Dirinya mengakui stok minyak di Lubuk Linggau sejauh ini memang langka.

"Jika ditemukan penyimpangan atau penimbunan minyak tersebut akan kita beri sanksi tegas dan akan kita proses," jelas dia.

3. Stok minyak goreng diprediksi kembali normal akhir Maret

Ilustasi minyak goreng di pasaran (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Ahmad Rizali mengakui, kelangkaan minyak goreng dalam beberapa waktu terakhir terjadi karena produksi di Sumsel hanya 10 juta liter per bulan. Sedangkan kebutuhan Sumsel mencapai 15 juta liter per bulan.

Kondisi itu menimbulkan kelangkaan merata hampir di setiap wilayah. Pemerintah menjamin stok minyak akan kembali normal paling cepat akhir Maret mendatang.

"Sejauh ini sudah tidak ada lagi harga minyak lama yang beredar. Paling cepat akhir bulan ini semua sudah normal kembali," tutup dia.

Editorial Team