Tongkang batubara yang beroperasi di perairan Sumsel. (Dok. Sumsel Bersih)
Ancaman tersebut terlihat dari banyaknya rumah warga hancur, infrastruktur vital lumpuh, dan masyarakat harus menanggung kerugian besar. Selain itu, gangguan terhadap jalur transportasi utama menghambat aktivitas ekonomi lokal, terutama distribusi hasil pertanian dan komoditas lainnya terganggung.
"Transportasi batu bara di perairan Provinsi Sumsel juga membawa dampak buruk bagi ekosistem sungai. Tumpahan batu bara dari tongkang dapat mencemari air, merusak habitat biota sungai, pendangkalan sungai, dan mengancam kesehatan masyarakat yang terdampak langsung dan tidak langsung," terangnya.
Boni mencontohkan, ancaman kesehatan tidak langsung itu rentan terhadap masyarakat yang tinggal di tepian Sungai yang dilalui angkutan tongkang batu bara. Apalagi mereka yang mengantungkan sumber air bersih dan mata pencarian di sungai yang dilalui angkutan tongkang Bbatu bara.
"Para pengunjung objek wisata sekitaran Benteng Kuto Besar juga secara tidak langsung terpapar residu debu batu bara yang terbang terbawa angin, ketika angkutan tongkang melintasi Sungai Musi sepanjang Pasar 16 hingga Bekangdam," ungkapnya.