Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Aktivis di Jambi melakukan aksi unjukrasa menuntut angkutan batubara yang melewati jalan umum di hentikan. (IDN Times/ Dedy Nurdin)

Jambi, IDN Times - Puluhan aktivis yang mengatasnamakan Aliansi Masyrakat Jambi Menggugat Batubara, menggelar aksi unjuk rasa, Kamis (16/2/2023) siang. Aksi itu sebagai bentuk protes terhadap angkutan batu bara karena dinilai telah meresahkan masyarakat.

Aksi damai yang berlangsung di depan Terminal Alam Baradjo, Kota Jambi, mendapat pengawalan puluhan personel kepolisian. Dalam orasinya, massa menilai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi tak bisa mengatasi persoalan angkutan batu bara, karena sampai hari ini lalu lintas angkutan masih menggunakan jalan nasional.

Selain menimbulkan kerusakan jalan, arus lalu lintas juga menjadi lumpuh di berbagai lokasi sepanjang jalan karena dilalui angkutan batu bara.

1. Aktivitas menjadi warga terganggu

Aktivis di Jambi melakukan aksi unjukrasa menuntut angkutan batubara yang melewati jalan umum di hentikan. (IDN Times/ Dedy Nurdin)

Demonstan menggalang dukungan untuk memprotes aktivitas angkutan batu bara. terlihat banyak warga pengguna jalan ikut memberikan dukungan berupa tanda tangan di spanduk petisi.
 
Hanan, warga yang kebetulan melintas dengan sepeda motor ikut membubuhkan tanda tangan. Menurut warga Sungai Kambang ini, angkutan batu bara di Jambi sudah tak bisa dikendalikan.
 
Terkadang pada malam hari iring-iringan angkutan bertonase berat juga melintas di dalam Kota Jambi. Selain mengganggu, truk batu bara juga membahayakan pengguna jalan lain. 

"Kalau tengah malam mereka lewat di tengah kota dan ngebut. Kalau berpapasan mau tak mau kita mengalah dari pada ditabrak lari," katanya.

Aktivitas angkutan batu bara juga menimbulkan kemacetan di mana-mana. Jarak yang tadinya bisa ditempuh hanya beberapa menit bisa berjam-jam karena terjebak macet.

"Sudah sering terjebak macet kalau batu bara sudah keluar dari 'kandang' itu, pasti macet di mana-mana,"katanya.

Rudi seorang pedagang keliling juga merasakan hal yang sama. Ia bahkan pernah terjebak macet dan tak bisa berjualan karena terlambat. 

"Maunya kami truk batu bara punya jalan sendiri lah. Kita susah mau lewat kalau sudah macet," ujarnya.

2. Mengancaman keselamatan anak-anak

Editorial Team

Tonton lebih seru di