Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pemadaman api dan asap akibat Karhutla (IDN Times/Rangga Erfizal)

Intinya sih...

  • Api sulit dipadamkan di lahan gambut di Lempuing Jaya, OKI
  • Kendala pemadaman karena angin berubah-ubah arah dan kekeringan
  • Pemadaman dilakukan dengan tim darat, udara, helikopter water boombing, dan ekskavator

Palembang, IDN Times - Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto mengatakan upaya pemadaman karhutla di Lempuing Jaya masih mengalami kendala. Pasalnya api yang membakar lahan di mengakibatkan tim pemadaman darat kesulitan mendekati kepala api.

"Kendala saat ini, angin berubah-ubah arah sehingga pemadam harus menyesuaikan kondisi di lapangan dan faktor keamanan," ungkap Ferdian, Selasa (13/8/2024).

1. Bahan bakar melimpah di lokasi karhutla

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Wilayah Ogan Ilir (Dok: Mangga Agni)

Ferdian menjelaskan, lokasi kebakaran sudah dalam kondisi kekeringan sehingga api dapat dengan cepat menyebar. Tim darat dan udara masih fokus melakukan pemadaman darat dan udara.

"Bahan bakaran melimpah, ada semak dan pohon karet sehingga cepat termakan api. Tim pemadam masih berupaya mematikan kepala api nya," jelas dia.

2. Ekskavator cegah api melompat

Ilustrasi karhutla (Dok: Manggala Agni)

Dari delapan Helikopter Water Boombing yang disiapkan BNPB, dua diantaranya akan difokuskan di wilayah Lempuing Jaya. Satu unit ekskavator disiapkan untuk menggali parit guna menyekat agar api tak melompat ke lahan lain yang lebih luas.

"Ekskavator ini digunakan untuk mengeruk kanal supaya menambah volume air dan membantu melakukan penyekatan agar api tidak semakin meluas," jelas dia.

3. Kualitas udara Palembang sempat memburuk

(Karhutla di Bayung Lencir Muba Meluas Sampai 46 Hektar) IDN Times/istimewa

Dari data Air Visual pada pukul 07.00-08.00 WIB, indeks kualitas udara berada pada kondisi tidak sehat dengan konsentrasi partikel (PM) 2,5 berada di angka 97 mikrogram per meter kubik (µg/m³). Sedangkan dari data BMKG kualitas udara terpantau tidak sehat dengan kondisi puncak berada di angka 81,60 mikrogram per meter kubik (µg/m³) per pukul 08.00 WIB.

"Dari beberapa lokasi mendeteksi bau asap dengan kondisi Indeks Standar Percemaran Udara (ISPU) sedang," ungkap dia.

Ferdian mengungkapkan saat ini tim darat sudah bergerak ke lokasi melakukan pemadaman. Sedangkan untuk hari ini dua unit helikopter water boombing diterjunkan melakukan pemadaman dari udara.

"Terdeteksi kebakaran telah terjadi sejak kemarin siang dan langsung dilakukan pemadaman sampai malam hari," jelas dia.

Editorial Team