Palembang, IDN Times - Wali Kota (Wako) Palembang, Harnojoyo, mengungkap ke publik jika warganya sudah siap melaksanakan skenario new normal atau normal baru. Padahal faktanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Palembang belum bisa dievaluasi karena baru akan berakhir 2 Juni mendatang.
Belum lagi jumlah positif COVID-19 di Palembang yang tertinggi hingga lebih dari 500an orang. Terakhir, beberapa orang pedagang di pasar Kebon Semai Sekip dan pasar Kebun Bunga reaktif saat uji rapid, dan berpotensi menjadi klaster penyebaran virus corona.
Jika Harnojoyo menyebut Palembang siap melaksanakan normal baru, maka tidak demikian dengan Profesor Yuwono. Ahli Mikrobiologi yang juga Dirut Rumah Sakit Pusri dan Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 ini mengatakan, Palembang belum dapat dikatakan siap melaksanakan normal baru.
Guru Besar Fakultas Kedokteran dari Universitas Sriwijaya (Unsri) ini menilai, virus corona belum terkendali akibatkan minimnya alat untuk memastikan kondisi puncak sebaran COVID-19. Angka Reproduction Number (RO) atau angka reproduksi dalam pandemi virus corona, saat ini masih 2-3 persen. Sedangkan status normal hanya bisa disematkan ketika RO di Palembang berada di bawah angka 1 persen.
"Jika RO di bawah 1 persen maka perkembangan kasus baru tidak menular lebih dari satu orang, artinya orang yang tertular ini tidak akan menulari orang lain lagi (setop di satu orang). Kenyataannya satu orang yang positif hari ini bisa menulari 2-3 orang. Untuk mencapai new normal life harus ada deteksi secara masif," ujar Yuwono, Sabtu (30/5).