Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tim gabungan BKSDA Sumsel bersama kepolisian dan perangkat desa saat mencari jejak beruang. (Dok. Istimewa)
Tim gabungan BKSDA Sumsel bersama kepolisian dan perangkat desa saat mencari jejak beruang. (Dok. Istimewa)

Intinya sih...

  • Warga melihat dua ekor beruang berkeliaran di sekitar lokasi kebun karet tempat kedua petani diterkam.

  • Warga desa sudah pasang perangkap untuk menangkap beruang dengan umpan buah-buahan, namun beruang tersebut tidak pernah mendekati perangkap.

  • Warga masih takut untuk pergi menyadap karet setelah seorang petani nyaris tewas diserang beruang madu di Musi Rawas.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Musi Banyuasin, IDN Times - Pascamenerkam dua petani di Desa Ciptodadi 2 Kecamatan Sukakarya Kabupaten Musi Rawas, induk dan anak beruang kembali muncul di sekitar lokasi kebun karet tempat kedua korban diterkam.

Kemunculan hewan buas ini membuat masyarakat khawatir menjalankan aktivitas. Akibatnya, petani takut pergi ke kebun untuk menyadap karet sebelum beruang tersebut ditangkap.

1. Warga melihat dua ekor beruang berkeliaran

Tim gabungan BKSDA Sumsel bersama kepolisian dan perangkat desa saat mencari jejak beruang. (Dok. Istimewa)

Sekretaris Desa Ciptodadi 2, Riski mengatakan, beruang liar yang diduga telah menyerang petani di Dusun 4 Desa Ciptodai 2, Kecamatan Sukakarya, beberapa hari lalu terlihat oleh warga ada dua ekor.

"Beruang itu anak dan induknya yang lumayan besar. Keduanya terlihat masih berkeliaran tidak jauh dari lokasi kejadian penyerangan," ujarnya Selasa (12/8/2025).

Kedua beruang tersebut terlihat oleh warga yang sedang melakukan penyisiran. Namun warga tidak berani untuk menangkap kedua beruang tersebut karena khawatir diserang balik.

"Kebetulan yang lihat beruangnya hanya orang lima dan tidak ada alat untuk menangkap, jadi warga tidak berani," jelasnya.

2. Warga desa sudah pasang perangkap untuk menangkap beruang

Tim gabungan BKSDA Sumsel bersama kepolisian dan perangkat desa saat mencari jejak beruang. (Dok. Istimewa)

Sekdes menambahkan, tak lama setelah kejadian pihaknya sudah memasang perangkap untuk menangkap beruang yang berada di sekitar perkebunan warga dengan umpan buah-buahan. Namun beruang tersebut tidak pernah mendekati perangkap.

"Sudah dipasang perangkap jaring babi dengan umpan buah, tapi mereka mutar balik. Mungkin dia tahu kalau ada perangkap," terangnya.

3. Warga masih takut untuk pergi menyadap karet

Korban serangan beruang di Musi Rawas saat mendapatkan perawatan. (Dok. Polres Musi Rawas)

Warga terus berupaya untuk mengusir beruang tersebut menyisir setiap hari. Bahkan penyisiran dilakukan hingga sejauh 300 sampai 400 meter dari lokasi tempat petani di serang beruang.

"Sejak kejadian itu warga khususnya petani takut ke kebun sebelum beruang ditangkap. Warga masih takut untuk pergi menyadap karet, mungkin ada sekitar empat harian petani memilih tidak beraktivitas ke kebun mereka, takut diserang beruang," ucap Riski.

4. Korban nyaris tewas diserang beruang

Petani karet di Mura terluka dan dilarikan ke rumah sakit diduga akibat diserang beruang (Dok: Warga)

Diketahui, seorang petani karet di Musi Rawas bernama Mujianto nyaris tewas saat berhadapan dengan beruang madu. Korban tak sadarkan diri hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit Sobirin Muara Beliti, Musi Rawas.

Kejadian penyerangan hewan buas tersebut terjadi di kebun karet yang berada di antara Dusun 4 dan 5, Desa Ciptodadi 2, Kabupaten Musi Rawas. Korban ditemukan warga sudah tak sadarkan diri dengan luka cakaran dan gigitan.

Pemerintah desa telah merespons kejadian ini dengan melapor ke Pemkab Musi Rawas. Warga berharap aparat dan pemerintah setempat dapat segera turun tangan sehingga tidak muncul korban lainnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team