Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250926-WA0007.jpg
Keracunan siswa MBG di Palembang (Dok: Istimewa)

Intinya sih...

  • Polisi dalami penyebab keracunan 13 siswa SDN 178 Palembang

  • Tim pemeriksaan amankan sisa makanan dan periksa tujuh saksi

  • Mens rea, trauma siswa, dan program MBG dihentikan untuk evaluasi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Polrestabes Palembang menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan terkait keracunan yang menyebabkan 13 siswa SDN 178 Palembang dilarikan ke rumah sakit. Tim tersebut melakukan penyelidikan dan pemanggilan terhadap tujuh orang saksi termasuk menyelidiki bekas sisa makanan.

"Barang bukti sisa makanan sudah kami amankan. Kami tunggu informasi hasilnya. Apakah memang akibat makanan yang disantap atau faktor lain," ungkap Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Suggihartono, Jumat (26/9/2025).

1. Polisi dalami niat jahat penyebab keracunan MBG

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Harryo menjelaskan, ketujuh saksi yang diperiksa berasal dari pihak sekolah, pihak katering, serta dari Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG). Pihaknya masih mendalami mens rea atau niat jahat, serta kemungkinan keteledoran.

"Kami melihat mens rea-nya dulu. Apakah ada niat karena kesempatan selalu terbuka, diketahui namun ada yang membiarkan, atau memang tidak tahu. Mungkin bahannya tidak sehat dari pasar, bukan niat dari SPPG," jelas dia.

2. Para siswa yang keracunan belum bersekolah

Keracunan siswa MBG di Palembang (Dok: Istimewa)

Diberitakan IDN Times sebelumnya, sejumlah siswa SDN 178 Palembang yang sempat mengalami keracunan usai menyantap menu program MBG. Ke-13 siswa memilih beristirahat di rumah karena trauma, meski pihak sekolah telah memastikan kondisi mereka mulai membaik. Guru memberi kelonggaran waktu agar anak-anak pulih dan tidak lagi merasa cemas.

"Para siswa ini, 13 orang sementara tidak ada yang sekolah dulu. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan rasa cemas dan trauma," ungkap Rajjis, salah satu guru SDN 178.

Sementara program MBG di sekolah tersebut dihentikan sementara untuk dievaluasi bersama Dinas Kesehatan dan puskesmas setempat.

"Jadi MBG ini disetop terlebih dahulu sementara. Kemarin dari sana (Kodim) bilang disetop dulu. Jadi disetop sampai masalah (keracunan) clear," ungkap dia.

3. Orang tua jadi cemas dengan menu MBG

Wali Kota Palembang Ratu Dewa saat menjenguk salah satu siswa yang diduga keracunan MBG (Dok. Kominfo Palembang)

Orang tua siswa pun masih menyimpan rasa takut. Seperti dialami Sinta, yang mengaku trauma setelah melihat anaknya, Agung, mengalami kejang-kejang sesaat setelah menyantap menu MBG.

"Saya trauma lihat anak saya, terlebih dia sempat kejang-kejang," jelas dia.

Agung sempat mual, sakit perut, sakit kepala, hingga panas tinggi, bahkan ia merasa salah satu lauk tahu yang dimakan terasa masam. Sejak kejadian ini, Sinta melarang anaknya kembali mengonsumsi menu MBG dan memilih membawakan bekal dari rumah.

"Biar saya bekalkan saja saru rumah tidak usah makan MBG lagi," jelas dia.

Editorial Team