Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pencegahan stunting. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Palembang, IDN Tims - Ratusan anak di Palembang masih mengalami stunting atau kasus anak pendek yang membuat pertumbuhan balita tidak normal dari usia umumnya. Meski begitu, Pemerintah Kota (Pemkot) mengklaim angka stunting di Palembang menurun pada Maret 2022.

"Stunting masih menjadi PR kita bersama," ujar Wakil Wali Kota (Wawako) Palembang, Fitrianti Agustinda atau Finda, Jumat (15/4/2022).

1. Ajak stakeholder berkomitmen tanggulangi stunting di Palembang

Ilustrasi kegiatan posyandu. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Fitri sebagai Ketua Penanggulan Stunting di Palembang mengatakan, dirinya bersama tim dari Dinas Kesehatan (Dinkes) masih berupaya menanggulangi stunting yang dialami bayi dan balita.

"Kita harus terus berkomitmen bersama stakeholder terkait, mulai dari Camat, Puskesmas, dan Dinkes. Kita berupaya mengalokasikan dana yang akan dimanfaatkan untuk menyelesaikan stunting," jelas dia.

2. Mulai memetakan ibu-ibu hamil di Palembang

Ilustrasi kegiatan posyandu. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Berdasarkan data sementara pada Maret 2022, angka stunting di Palembang menurun lebih dari 50 persen. Jika sebelumnya mencapai 1.100 anak, namun saat ini sudah sekitar 490 orang anak.

"Upaya pencegahan dengan memetakan ibu-ibu hamil yang berpotensi stunting dan kita lakukan perawatan," katanya.

3. Targetkan zero kasus stunting di Palembang pada 2023

Ilustrasi penimbangan berat badan bayi di Posyandu. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Finda mengaku dirinya membuat forum komunikasi mulai dari tingkat kecamatan untuk meningkatan pengawasan ibu-ibu hamil. Serta mengedukasi dan menyosialisaikan penanganan stunting.

"Kita sebagai orangtua asuh tentu harus mengawasi dan mengedukasi agar kasusnya nol pada 2023. Maka itu, perlu rutin melakukan pengawasan stunting dan mengajak ibu hamil memeriksakan kandungan sejak dini," tandas dia.

Editorial Team