CV Bola Dunia, produsen Kopi robusta legendaris asal Lahat, Sumsel. (Reno Saputra for IDN Times)
Bagi Ko Cuncun, kopi bukan sekadar minuman, melainkan ekosistem ekonomi yang menyatukan petani, pelaku usaha, dan penikmat.
“Bisnis kopi ini punya banyak cara memperlakukannya. Ada yang sekadar penikmat, ada juga yang penikmat sambil mencari cuan,” ujarnya sambil tersenyum.
Tren kopi yang semakin digemari, terutama di kalangan anak muda, membuka peluang besar bagi kopi lokal untuk bersaing di pasar nasional bahkan internasional. Euforia kedai kopi dan tumbuhnya gaya hidup ngopi memberi ruang baru bagi robusta khas Sumsel untuk unjuk diri.
Dengan produksi hingga 26 ton kopi kering per bulan, Ko Cuncun optimistis kopi Lahat bisa menjadi bagian penting dari hilirisasi kopi Sumsel yang berdaya saing global.
“Harapan kami, robusta Sumsel bisa bersaing di ekspor dan dinikmati oleh banyak orang di dunia. Tentu dengan dukungan pemerintah untuk promosi dan kolaborasi yang lebih luas,” tuturnya.
Kini, separuh produksi dilakukan di Lahat dan sisanya di Palembang, Muara Enim, serta Baturaja. Langkah ekspansi Kopi Bola Dunia menuju Bukit Serelo menjadi simbol bahwa kopi bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang nadi ekonomi para petani lokal, penggiat kopi, serta identitas, inovasi, dan kebanggaan daerah.