Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Nelayan Sungsang Bakal Dibebaskan Usai Ditahan di Lanal Bangka

Kapal nelayan asal Sungsang Ditembak di perairan Banyuasin. (Dok. Istimewa)
Kapal nelayan asal Sungsang Ditembak di perairan Banyuasin. (Dok. Istimewa)
Intinya sih...
  • Empat nelayan Sungsang akan segera dibebaskan
  • Nelayan dalam kondisi baik dan klaim penggunaan pukat harimau harus dibuktikan
  • TNI AL mencurigai penggunaan pukat trawl yang merusak biota laut
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyuasin, IDN Times - Empat nelayan asal Sungsang yang sempat ditahan selama sepekan di Pos Lanal Bangka Belitung, dikabarkan akan segera dibebaskan. Mereka adalah Ishak sebagai kapten kapal, serta Ipin, Ipal, dan Kandar yang bertugas sebagai Anak Buah Kapal (ABK).

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Banyuasin, Indra Setiawan mengatakan tengah melakukan pendampingan secara langsung kepada keempat nelayan tersebut.

"Saat ini sedang dalam proses pengurusan administrasi. ika semuanya rampung kemungkinan besok, 20 Juli semuanya akan dibebaskan," ungkap Indra Setiawan kepada IDN Times, Sabtu (19/7/2025).

1. Empat nelayan dalam kondisi yang baik

Screenshot_20250605-173712_Chrome (1).jpg
Masyarakat di Sungsang Banyuasin. (Dok. Giwang Sumsel)

Indra menjelaskan, sejak kasus penembakan dan penangkapan para nelayan belum mencuat ke publik, pihaknya sudah berusaha melakukan pencarian hingga menemukan titik terang penahanan. Pihaknya berharap para nelayan tersebut dapat kembali pulang dan berkumpul dengan keluarganya kembali.

"Saat ini kondisi para nelayan dalam kondisi baik-baik saja," jelas dia.

2. Penggunaan pukat harimau harus dibuktikan

PSDKP tertibkan 17 unit kapal nelayan yang menggunakan pukat harimau. (Dokumentasi Pangkalan PSDKP Lampulo Banda Aceh untuk IDN Times)
Ilustrari penertiban nelayan pengguna pukat harimau. (Dokumentasi Pangkalan PSDKP Lampulo Banda Aceh untuk IDN Times)

Terkait klaim TNI AL mengenai penggunaan jaring trawl atau pukat harimau yang digunakan oleh para nelayan, hingga saat ini belum diketahui kebenarannya. Dirinya tidak terlalu merisaukan klaim tersebut dan memilih tetap berfokus pada proses penjemputan dan kepulangan para nelayan serta memastikan kondisi kesehatan mereka.

"Kalau itu (pukat harimau) saya kurang paham. Jika memang disebutkan seperti itu, harus dibuktikan lah," jelas dia.

3. TNI AL klaim para nelayan gunakan pukat yang dapat rusak biota laut

Potret biota laut (pixabay.com/Franziska_Stier)
Potret biota laut (pixabay.com/Franziska_Stier)

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Tunggul menerangkan, bahwa pihaknya mencurigai adanya penggunaan pukat trawl atau pukat harimau yang dapat merusak biota laut. Kondisi tersebut akhirnya membuat tim patroli bergerak melakukan peringatan yang akhirnya tidak diindahkan oleh para nelayan.

"Usai kita tangkap dan berdasar pengakuan ABK menyatakan benar bahwasanya menggunakan Pukat Trawl atau pukat harimau," ungkap Tunggul, Rabu (16/7/2025).

Tunggul menjelaskan, peristiwa penangkapan terjadi Sabtu (12/7/2025) lalu sekitar pukul 12.45 WIB saat KRI Sutedi Senoputra melakukan patroli. Dalam patroli keamanan laut tersebut, tim mendeteksi ada tiga kapal mencurigakan yang bertambat di buritan kapal tongkang TK. Pasific Star 8615 bermuatan batu bara.

Para nelayan diduga menggunakan pukat harimau untuk menangkap ikan dengan cara bersembunyi dibelakang tongkang batu bara. Kondisi ini membuat tim patroli memberikan peringatan agar para nelayan menyerahkan diri.

"Ada dua kapal motor (KM) Aqshal dan KM Aqshal 2 yang digunakan nelayan. Tim sempat memerintahkan keduanya untuk merapat ke KRI dengan menggunakan pengeras suara," jelas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us