Palembang, IDN Times - Jalan Lintas Sumatra di beberapa titik wilayah Sumatra Selatan (Sumsel) masih menjadi tantangan serius untuk menyambut mudik Lebaran 2023. Catatan Dinas Perhubungan (Dishub) Sumsel, beberapa daerah di Sumsel rawan terjadi macet dan kecelakaan hingga bencana.
"Sudah kita petakan daerah-daerah yang masuk kategori rawan, bisa diwaspadai pemudik dan juga ditangani pihak terkait," ungkap Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sumsel, Ari Narsa, Jumat (7/4/2023).
Ari menjelaskan, pihaknya tidak mengkhawatirkan jalan tol saat mudik nanti, melainkan potensi kendaraan menumpuk ketika berpindah ke jalur Jalan Lintas Sumatra. Seperti di Jalan Indralaya-Palembang, KM12 Palembang-Betung, dan Sekayu. Ada juga di Jalan Lintas Tengah Sumatra yang berada di Prabumulih, Muara Enim, dan Martapura Ogan Komering Ulu Timur.
Pemudik juga mesti waspada terhadap kemacetan akibat pasar tumpah di Pasar Indralaya (Ogan Ilir), Pasar Tugu Mulyo (Ogan Komering Ilir), Pasar Padang Tepong, Pasar Pendopo (Muara Enim), dan Pasar Jarai (Lahat).
"Kondisi-kondisi kerawanan akan dikoordinasikan dengan instansi terkait untuk segera ditindaklanjuti, agar arus mudik dan balik berjalan lancar dan aman," ungkap dia.
Dirinya menambahkan, Dishub Sumsel telah memetakan wilayah rawan kecelakaan di Sugi Waras-batas Kabupaten Lahat, Tebing Tinggi-Tanjung Raya, Tanjung Raya-batas Bengkulu, Pagaralam-Tanjung Raya, Talang Padang-Padang Tepong, dan Muara Siban-Simpang Embacang.
Sementara daerah rawan longsor dan banjir berada di Simpang Martapura-Muara Dua, Simpang Campang-Ujan Mas, Ujan Mas-batas Bengkulu, Muara Dua-Kota Batu, Sugi Waras-Lahat, Sekayu-Lubuklinggau, Pagaralam-Tanjung Raya, dan ruas jalan Lahat-Muara Enim.
"Pada dasarnya kita siap menyambut arus mudik dan balik lebaran tahun ini, mudah-mudahan berjalan lancar," jelas dia.
Dalam pengamanan mudik tahun ini, Ari juga menyebut pihaknya tidak hanya fokus pada pelaksanaan mudik di jalur darat, melainkan juga jalur laut, udara, dan jalur sungai.
"Tahun ini diprediksi jumlah kenaikan pemudik mencapai 20 persen lantaran tidak ada pembatasan," tutup dia.