Purwanto saat menceritakan kondisi tentang adiknya sebelum ditemukan warga dalam keadaan memprihatinkan (IDN Times/Rangga Erfizal)
Purwanto mengatakan, adiknya telah menjalani biduk rumah tangga selama empat tahun. Keduanya bahkan berkenalan setelah menjalani taaruf dan memutuskan untuk menikah. Keduanya pun sudah dikaruniai seorang anak laki-laki berusia tiga tahun.Mereka sempat tak curiga dengan kondisi adiknya lantaran SI tak begitu suka bercerita mengenai permasalahan rumah tangganya.
"Adik kami kenal dengan suaminya dari taaruf. Setelah itu mereka menikah. Selama ini komunikasi begitu saja dengan WS. Tidak ada yang mencurigakan," jelas dia.
Selama empat tahun pernikahan adiknya dengan sang suami WS tak terdengar ada masalah dan terbilang menjalani biduk rumah tangga yang tenteram. Fakta berbeda mulai terungkap sejak satu tahun terakhir dan mulai disadari keluarga korban. Mereka mulai mendapati keluhan sang adik hingga akhirnya mereka putus kontak selama hampir satu tahun.
"Adik kami sempat cerita tidak dinafkahi dan dikasih makan oleh suaminya pada Februari 2024. Setiap masak nasi satu canting (cangkir) selalu suaminya habiskan sendiri. Dia tidak memberi adik kami makan. Saat itu, keluarga meminta adik kami untuk pulang ke rumah orang tua," ungkap Purwanto.
Setelah sempat dijemput pihak keluarga pada Februari 2024, SI kembali dijemput sang suami. Korban mengatakan akan memberi kesempatan satu kali lagi untuk sang suami sebelum dia bersedia kembali ke rumah kontrakan mereka di Jalan Abi Kusno, Kelurahan Kemang Agung, Kecamatan Kertapati, Palembang.
"Setelah dia pulang ke kontrakannya bersama sang suami, kami mulai berjarak. Tak ada komunikasi sampai Oktober 2024. Nomor kami (keluarga) diblokir," jelas dia.
Pada Oktober 2024 tersebut, sang adik sempat datang ke rumah diantarkan oleh sang suami. Saat itu WS tidak mampir untuk bersilahturahmi dan hanya datang untuk mengantar korban. Keluarga mengaku masih tidak curiga dengan kondisi korban namun keluarga menyadari ada perubahan kondisi tubuh korban.
Kondisi korban diduga terus menurun sejak Oktober 2024. Tetangga korban mengaku terakhir bertemu pada November 2024 saat pilkada serentak dimana korban menyalurkan hak suaranya. Menurut Purwanto, sang adik sempat dipapah untuk mencoblos kala itu. Setelah komunikasi itu, keluarga lagi-lagi putus kontak sebelum akhirnya mereka mendapat kabar dari warga dan suami korban bahwa kondisi SI memprihatinkan. Mereka pun menyusul ke rumah korban namun tak mendapati korban di rumah.
"Ternyata adik kami itu sudah dibawa ke RS dan langsung masuk ICU. Pada malam hari, adik kami memanggil untuk menceritakan mengenai kondisinya. Cuma tak banyak yang diceritakan korban sebelum kondisinya mulai menurun hingga dinyatakan meninggal dunia," jelas dia.
Purwanto mengaku keluarga ikhlas adiknya meninggal dunia. Hanya saja mereka tidak terima kalau adiknya itu harus meninggal karena ditelantarkan sang suami hingga kurus kering tinggal kulit dan tulang.
"Kami sudah melaporkan kejadian dugaan KDRT ini ke polisi dengan pasal 49 tentang penelantaran," jelas dia.