4 Daerah di Sumbar Sumbang Deflasi Februari, Dharmasraya Tertinggi
- Kabupaten Dharmasraya menjadi penyumbang deflasi terbesar di Sumatra Barat pada Februari 2025
- Deflasi sebesar 0,46 persen year on year dan 0,58 persen month to month
- Kota Padang, Kota Bukittinggi, dan Kabupaten Pasaman Barat juga mengalami deflasi serta memiliki catatan IHK tertinggi di Sumatra Barat
Padang, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Kabupaten Dharmasraya sebagai daerah penyumbang deflasi terbesar di Sumatra Barat pada Februari 2025. Deflasi sebesar 0,16 persen secara month to month tersebut diketahui disumbang oleh empat daerah yang ada di Sumatra Barat dengan catatan yang cukup tinggi.
Sementara, pada catatan year on year, deflasi Sumatra Barat tercatat berada pada angka 0,09 persen.
1. 4 Daerah penyumbang deflasi di Sumbar
Kepala BPS Sumbar, Sugeng Aryadi mengungkapkan, Kabupaten Dharmasraya merupakan penyumbang deflasi sebesar 0,46 persen secara year on year dan sebesar 0,58 persen secara month to month.
"Selanjutnya ada Kota Padang dengan catatan deflasi sebesar 0,19 persen secara year on year dan sebesar 0,20 persen secara month to month," katanya.
Selanjutnya ada Kota Bukittinggi yang mengalami deflasi sebesar 0,58 persen secara month to month dan inflasi sebesar 0,51 persen secara year on year.
"Inflasi juga terjadi di Kabupaten Pasaman Barat sebesar 0,15 persen secara year on year dan 0,33 persen secara month to month," katanya.
2. IHK tertinggi di Sumbar
Sugeng mengatakan, 4 daerah tersebut juga merupakan daerah dengan catatan Indeks Harga Konsumen (IHK) tertinggi di Sumatra Barat selama bulan Februari 2025.
"Kabupaten Dharmasraya IHK-nya tercatat sebesar 107,35 dan Kabupaten Pasaman Barat sebesar 108,76," katanya.
Sementara untuk Kota Padang tercatat IHK sebesar 106,18 dan Kota Bukittinggi mencatatkan IHK sebesar 105,95.
3. IHK Sumbar menurut kelompok pengeluaran
BPS mencatat, IHK Sumatra Barat tertinggi terdapat pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 115,59.
"Selanjutnya ada kelompok makanan, minuman dan tembakau yang berada pada angka 113,93," katanya.
Selain itu, kelompok transportasi juga merupakan IHK tertinggi di Sumatra Barat dengan catatan sebesar 111,73.
