3 Bulan Pelaksanaan MBG, Ada 2 Kasus Dugaan Keracunan di Sumsel

Intinya sih...
- 174 siswa di Sumsel diduga keracunan setelah makan menu Makan Bergizi Gratis (MBG)
- Kasus pertama terjadi di Empat Lawang, siswa mengalami sakit perut dan muntah-muntah
- Kasus kedua terjadi di PALI, jumlah siswa yang dirawat bertambah menjadi 174 orang
Palembang, IDN Times - Tiga bulan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dilakukan di Sumsel, terdapat dua kejadian siswa diduga keracunan usai mengkonsumsi menu makanan yang disediakan pemerintah.
Berikut IDN Times merangkum dua kasus kejadian dugaan keracunan tersebut terjadi di dua kabupaten yang melaksanakan MBG kloter ketiga di Sumsel yang di launcing pada 17 Februari 2025 silam.
1. Kejadian pertama keracunan terjadi di Empat Lawang
Kejadian pertama terjadi Selasa (18/2/2025) lalu di Kabupaten Empat Lawang, Sumsel, sekitar delapan siswa dilarikan ke puskesmas usai mengeluh sakit perut dan muntah-muntah. Kepala Puskesmas Tebing Tinggi Raviko Karama mengatakan, delapan siswa yang diduga keracunan mengalami gejala yang sama yakni, sakit perut.
"Setelah diperiksa intensif di ruang UGD, tujuh siswa malamnya sudah diperbolehkan pulang. Sempat ada satu siswa yang dilakukan observasi kemudian Rabu (19/2/2025) satu siswa itu diperbolehkan pulang," ungkap Raviko.
Kasus dugaan keracunan tersebut langsung ditangani oleh Polres Empat Lawang. Usai menerima laporan, pihak kepolisian langsung mengambil sampel makanan para siswa untuk dibawa ke laboratorium dan memeriksa dapur MBG.
"Mengingat adanya korban, aktivitas MBG ini akan kami stop sementara waktu sampai tahap perkembangan lebih lanjut," ungkap Kapolres Empat Lawang, AKBP Abdul Azis.
Senada, Ketua Satuan SPPG Tebing Tinggi, Ade Saputra mengatakan, kasus adanya ulat di menu MBG di Tebing Tinggi, Selasa (18/2/2025) lalu terjadi karena adanya keterlambatan pengantaran.
"Telur lalat yang terdapat pada ompreng kemarin mungkin disebabkan karena waktu antar kami itu ada jarak rentang waktu di sekolah itu untuk didistribusikan ke siswanya," Jelas Ade.
Ade menambahkan, saat itu pihaknya mengirimkan makanan sekitar pukul 07.15 WIB kemudian didistribusikan ke sekolah sekitar pukul 11.00 WIB. Seharusnya itu didistribusikan ke siswa sebelum pukul 10.00 WIB hanya jarak 2 jam maksimal.
"Jadi ada kemungkinan lalat yang hinggap di sana, di pinggiran ompreng. Ulat tersebut bukan berasal dari bahan baku makanan yang sebelumnya kami siapkan," ucapnya.
2. Kejadian kedua terjadi di PALI
Kasus kedua, dugaan keracunan menu MBG terjadi di Kecamatan Talang Ubi, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Senin (5/5/2025) kemarin. Hingga hari ini, tercatat ada 174 siswa di PALI yang mendapat perawatan usai mengeluh mual dan pusing usai menyantap menu yang disediakan. Mereka dilarikan ke IGD Talang Ubi untuk mendapat perawatan.
Pada kasus pertama di Empat Lawang, penyedia makanan MBG memberikan ikan fillet patin krispi, bihun goreng, tahu goreng, dan buah pepaya. Sementara kasus kedua di PALI, ratusan siswa diduga mengkonsumsi menu nasi putih, tumis jagung siam, tempe goreng dan ikan tongkol suir.
Sejumlah pihak mulai dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, Dinkes Pali dan Polres Pali telah mengumpulkan sejumlah bukti terkait dugaan keracunan yang ada. Bahkan sampel makanan pun sudah diambil untuk memastikan hasilnya, pihak Dinkes akan melakukan uji laboratorium.
"Sampel juga sudah diambil oleh dinkes Pali, mulai dari sampel muntahan, sampel sisa makanan, kemudian sampel makanan yang disimpan SPPG, termasuk air juga diperiksa (air untuk masak)," ungkap Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Sumsel, Dedy Kurniawan.
3. Siswa terus berdatangan hingga Senin malam
Menanggapi kasus yang ada, Dedy tak menampik jumlah siswa yang diduga keracunan terus bertambah. Dari data terbaru hingga Selasa (6/5/2025) pagi, sudah ada ada 174 siswa yang dirawat naik 53 orang dari data yang sebelumnya disampaikan pada Senin (5/5/2025) malam.
Sejumlah orang tua terus mengantarkan anaknya ke IGD RSUD Talang Ubi untuk diperiksa lantaran mengalami gejala yang sama seperti mual, muntah dan pusing.
"Dalam perawatan ada delapan orang dan kondisinya sudah stabil tinggal pemulihan saja. Sedangkan 166 siswa lainnya sudah diperbolehkan pulang. Beberapa siswa ada juga yang sudah masuk sekolah," ungkap Dedy.
Dedy menjelaskan, kebanyakan siswa yang diperiksa di RS berasal dari jenjang pendidikan sekolah dasar. Pemkab Pali pun sudah mengambil tindakan menghentikan sementara waktu proses pembagian menu MBG ke sekolah-sekolah.
"Paling banyak siswa SD. Yang terdampak memang dari Paud hingga SMA," jelas dia.
5. Siswa yang diduga keracunan sudah diperbolehkan pulang
Dikonfirmasi terpisah, Wakil Bupati Pali, Iwan Tuaji menyampaikan, penyaluran menu MBG hari ini distop sebagai bentuk evaluasi terkait kasus yang ada. Hal ini dilakukan agar ke depan kasus serupa tidak kembali terulang.
"Untuk sementara dari pihak cateringnya menyetop terlebih dahulu pembagian MBG," ungkap Wakil Bupati PALI Iwan Tuaji.
Iwan menyebutkan, proses penyediaan menu MBG perlu mendapat evaluasi mengingat pelaksanaannya telah berlangsung tiga bulan. Dengan kejadian dugaan keracunan tersebut, pihaknya berharap ke depan tidak ada kasus serupa yang terjadi di PALI.
"Mudah-mudahan kalau sdah selesai (evaluasi), besok sudah melayani lagi MBG," ujar dia.
Adapun para siswa yang kini dirawat tersisa delapan orang. Kondisi mereka berangsur membaik dan akan segera keluar dari rumah sakit usai mendapat pertolongan medis.
"Insya Allah setelah dilakukan tindakan medis mereka hari ini kemungkinan pulang dan beraktivitas seperti biasa," jelas dia.