Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pembahasan gambut menggunakan sumur bor (IDN Times/Rangga Erfizal)

Palembang, IDN Times - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatra Selatan (BPBD Sumsel), Iriansyah, meminta kepada daerah rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) untuk berhati-hati dan mengambil langkah antisipasi.

Sebab sudah ada beberapa daerah yang mengalami kekeringan, walaupun kondisi Sumsel masih berada di puncak musim hujan.

"Muara Enim dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) sudah terjadi pengurangan debit air. Meski belum masuk kemarau, hal ini perlu diantisipasi lebih dini," ungkap Iriansyah, Jumat (5/3/2021).

1. Antisipasi yang dilakukan BPBD hadapi bencana karhutla

Ilustrasi kekeringan (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Menurut Iriansyah, berbagai persiapan sudah dilakukan mengingat Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi kemarau tahun ini akan kembali normal. Berbeda dari tahun sebelumnya, musim kemarau terbilang basah karena faktor La Nina sehingga cenderung lebih aman dari kekeringan dan rawan karhutla.

Beberapa antisipasi awal yang dilakukan yakni mempersiapkan sumur bor, sekat kanal, dan embung yang dapat menampung air. Selain itu, sosialisasi ke masyarakat terus dilakukan agar bisa membantu menjaga wilayahnya saat musim kemarau tiba.

"Kita juga akan mengusulkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) serta armada helikopter patroli dan bom air ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," jelas dia.

2. Sebanyak 9.000 personel gabungan disiapkan

Heli water bombing lakukan pemadaman karhutla di Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Dalam persiapan penanganan Karhutla, Iriansyah juga mengatakan, pihaknya menyiagakan sekitar 9.000 personel melakukan patroli dan antisipasi karhutla. Ribuan personel itu akan bertugas pekan depan (9/3/2021).

"Sebanyak 9.000 personel ini berasal dari unsur gabungan TNI, Polri, BPBD, dan instansi terkait dalam persiapan menghadapi ancaman karhutla," jelas dia.

3. Kemarau normal berpotensi hanguskan gambut

Proses pemadaman oleh tim BPBD Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Ditambahkan Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori, pihaknya berkaca dari kejadian kemarau 2019 lalu saat kemarau normal terjadi yang menimbulkan kebakaran lahan cukup besar.

"Bayangkan, hanya kemarau normal saja, kebakaran di Sumsel cukup luas mencapai 428.356 hektare. Karena itu, upaya pencegahan harus dikedepankan," jelas dia.

4. Sudah 9 hektare lahan terbakar di Sumsel

Ilustrasi lahan terbakar ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendata kasus karhutla di Sumsel sudah terjadi pada 9-11 Februari 2021. Lahan yang sebagian besar rawa dan gambut di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, terbakar hingga mencapai 9 hektare.

Proses pemadaman sulit dilakukan karena kondisi material di lapangan yang memudahkan api menjalar. Buruh waktu dua hari untuk memastikan api benar-benar padam.

"Kendala pemadaman di lapangan yakni akses membawa peralatan ke lokasi cukup jauh. Lalu kondisi di lapangan banyak seresah, batang pohon, dan daun kering, sehingga membuat lahan mudah terbakar," ujar Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim, Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatra, Ferdian Krisnanto.

 

Editorial Team