Rumah Singgah Bung Karno di Padang Sudah Rata dengan Tanah

Rumah singgah ini akan dibuat restoran oleh pemiliknya

Padang, IDN Times - Rumah Ema Idham, bangunan tempat tinggal yang pernah dihuni Presiden RI pertama, Soekarno pada Maret 1942, kini sudah rata dengan tanah. Bangunan cagar budaya yang sudah terinventaris dengan nomor 33/BCBTB/A/01/2007 itu, bakal dialihfungsikan menjadi tempat makan alias restoran. Tempat persisnya di Jalan Ahmad Yani No.12, Kelurahan Padang Pasir, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar).

Perusakan bangunan cagar budaya tersebut menuai polemik. Banyak pihak menilai Pemerintah Kota (Pemko) Padang lalai bahkan menghilangkan bukti fisik sejarah. Kecaman hingga aksi demonstrasi pun terjadi. Teranyar, massa aksi dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sumbar melakukan demo di Rumah Dinas Wali Kota (Wako) Padang yang berseberangan dengan bangunan rumah Ema Idham tersebut.

1. Pemilik tak tahu jika bangunan cagar budaya

Rumah Singgah Bung Karno di Padang Sudah Rata dengan TanahBangunan Rumah SInggah Bung Karno di Padang Yang Sudah Rata Dengan Tanah. IDN Times/Andri NH

Soehinto belakangan dikenal sebagai pemilik mengaku tidak tahu jika bangunan tersebut, termasuk salah satu bangunan cagar budaya. Ia menyebut proses perobohan dan perencanaan alih fungsi menjadi restoran, sudah mendapat restu dari Pemko Padang. Menurutnya, bangunan itu sudah dirobohkan sejak dua minggu belakangan.

"Saya tidak tahu kalau bangunan ini cagar budaya. Bangunan ini dibeli pada 2017 dari seorang pengusaha warga keturunan Tionghoa di Padang. Sebelum dia, bangunan ini dimiliki mantan Wako Padang Fauzi Bahar," kata Soehinto, Rabu (22/2/2023).

Soehinto juga bilang, sejak proses jual beli hingga kepemilikan sah beralih ke tangannya, ia sama sekali tidak mendapatkan penjelasan dari pemilik sebelumnya, apalagi soal historis dari bangunan tersebut. Tak ada penjelasan soal rumah ini pernah disinggahi Bung Karno, juga soal terinventaris menjadi bangunan cagar budaya.

"Tidak ada keterangan dari pemilik sebelumnya. Sekarang mau dibangun restoran karena kemarin ada pandemik COVID-19," ujarnya.

Baca Juga: Palembang Darurat Cagar Budaya: Kota Tertua Tak Punya Perlindungan

2. Bangun ulang replika

Rumah Singgah Bung Karno di Padang Sudah Rata dengan TanahPresiden pertama RI Sukarno (Repro Buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat)

Pasca robohnya rumah singgah Bung Karno ini, menurut Soehinto, pihaknya menunggu arahan lebih lanjut dari Pemko Padang. Jika memungkinkan dibangun ulang replika, maka pihaknya akan membangun kembali.

"Kami mengerjakan ini (merobohkan) tentu ada dasarnya. Sudah ada dokumen Keterangan Rencana Kota (KRK) bahwa di sini akan dibangun restoran. Nanti juga bisa menambah PAD Kota Padang dan menyerap banyak tenaga kerja. Apakah setelah ini pembangunan tetap dijalankan atau sebaliknya, kita masih menunggu arahan Pemko Padang," tambah Soehinto.

3. Petinggi PDI Perjuangan turun gunung

Rumah Singgah Bung Karno di Padang Sudah Rata dengan TanahUtut Adianto saat meninjau lokasi bangunan rumah singgah Bung Karno yang sudah rata dengan tanah. IDN Times/Andri NH

Peristiwa ini kemudian juga mencuri perhatian elite Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan. Selasa pagi kemarin, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) bidang Internal sekaligus Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Utut Adianto, meninjau lokasi bekas bangunan tersebut.

Melihat kondisi yang sudah rata dengan tanah menurut Utut, seharusnya Pemko Padang memberi perhatian lebih kepada bangunan atau benda-benda yang punya nilai sejarah. Apalagi bangunan itu sudah ditetapkan sebagai cagar budaya.

"Pertama kita lihat ini sudah rata dengan tanah. Kalau sudah masuk cagar budaya, pemerintah harusnya memberi perhatian. Ini kita meninjau. Bagaimana sikap kita, nanti ya. Saya laporkan dulu ke Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri. Termasuk akan melaporkan dan mendiskusikan ini ke Mendikbud Ristek dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif," kata Utut.

"Kalau tahu begini, tentu nanti kembali ke Jakarta membicarakan dengan menteri dan ketua umum," kata Utut.

Meski nanti bangunan rumah singgah Bung Karno ini dibangun lagi, ia berharap ada insentif dari pemerintah kepada pemilik. Sebab tempat itu bisa menjadi destinasi wisata tambahan di Kota Padang.

"Sebelum rumah ini diruntuhkan sama sekali tidak diperhatikan. Rumah ini baru disorot begitu sudah dirobohkan beberapa waktu lalu. Jika dibangun ulang nanti, harus ada insentif tambahan dari pemerintah untuk pemeliharaan," ujar Utut.

3. Penjelasan Pemko Padang

Rumah Singgah Bung Karno di Padang Sudah Rata dengan TanahBlog

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang, Yopi Krislova, menyebut jika pihaknya akan membangun ulang rumah singgah Bung Karno tersebut. Bahkan desainnya nanti akan dilengkapi dengan cerita sejarah rumah itu semasa menjadi tempat persinggahan Soekarno.

“Pemerintah daerah tentu berusaha menjaga cagar budaya itu tetap ada dan melakukan revitalisasi. Setelah kita lakukan koordinasi dengan stakeholder terkait, kita juga sudah turun dan bertemu dengan pemiliknya agar bersedia kembali membangunnya. Selain itu, kita juga sedang menginventarisir bangunan-bangunan cagar budaya yang ada di kota Padang,” kata Yopi.

4. Sempat dihuni Bung Karno tiga bulan

Rumah Singgah Bung Karno di Padang Sudah Rata dengan TanahPatung Bung Karno Sedang Membaca Buku (youtube.com/PDI Perjuangan)

Merujuk pada berbagai sumber, rumah Ema Idham ini pada 1942 silam pernah dihuni oleh Bung Karno selama tiga bulan. Pada masa itu, Bung Karno sedang diburu oleh sekutu Belanda untuk dibuang ke luar Indonesia.

Selama tinggal di rumah itu, Bung Karno menghabiskan waktu untuk menghimpun dan mengkonsolidasikan kekuatan demi melawan penjajah.

Baca Juga: Viral Restoran Dalam Gua di Bali, Ini Syarat untuk Jadi Cagar Budaya 

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya